PWMJATENG.COM, Semarang – Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) kembali menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Tahun 2025. Sebanyak 987 mahasiswa resmi dilepas dalam upacara pelepasan yang digelar di Lapangan Sport Center Unimus, Rabu (30/7/2025).
Wakil Rektor I Unimus, Budi Santosa, memimpin langsung pelepasan tersebut. Ia didampingi oleh Wakil Rektor II Hardiwinoto, Wakil Rektor III Eny Winaryati, Wakil Rektor IV Muhammad Yusuf, Kepala LPPM Purnomo, serta para Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
Dalam sambutannya, Budi menyampaikan harapan besar atas kontribusi yang akan diberikan para mahasiswa selama menjalani KKN. Ia menekankan pentingnya penerapan ilmu secara langsung di tengah masyarakat sebagai bagian dari proses pembelajaran mahasiswa.
“Kami berharap mahasiswa dapat memberikan manfaat nyata kepada masyarakat serta mendapatkan pembelajaran berharga dari pengalaman di lapangan,” ungkap Budi. Ia juga menambahkan, keberhasilan program ini turut bergantung pada sambutan dan dukungan dari masyarakat.
Menurutnya, kehadiran mahasiswa di desa-desa seharusnya bisa membangun sinergi yang positif. “Kami berharap masyarakat dapat menerima mahasiswa dengan baik agar KKN memberi dampak yang signifikan bagi kedua belah pihak,” tambahnya.
Kegiatan KKN tahun ini akan dilaksanakan di wilayah Kabupaten Boyolali. Kepala LPPM Unimus, Purnomo, menjelaskan bahwa lokasi KKN terbagi di empat kecamatan, yaitu Karanggede, Andong, Sambi, dan Klego. Para mahasiswa akan disebar ke desa-desa dalam 68 kelompok.
Baca juga, Memberikan Makanan Bergizi bagi Anak, Wajibkah?
“Masing-masing kelompok akan menetap dan menjalankan program di lokasi selama satu bulan penuh,” jelas Purnomo. Ia memastikan bahwa para mahasiswa sudah menjalani berbagai tahapan persiapan sebelum terjun ke lokasi.
Persiapan tersebut meliputi pembekalan materi, koordinasi awal dengan pihak kecamatan dan desa, serta penyusunan program kerja. Semua program itu telah disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan mendapat persetujuan dari pemerintah desa maupun kecamatan.
“Program-program yang disusun mahasiswa sudah terstruktur dan dirancang untuk langsung diimplementasikan di lokasi. Kami ingin pelaksanaan KKN kali ini benar-benar tepat sasaran,” tegasnya.
Purnomo juga mengungkapkan bahwa setelah masa KKN di lapangan berakhir, mahasiswa akan melanjutkan proses pendampingan dengan dosen pembimbing, mempublikasikan hasil kegiatan, serta mengikuti sesi refleksi akademik di kampus.
“Tidak hanya berhenti di lapangan, kami ingin mahasiswa mampu merefleksikan pengalaman KKN secara akademik dan menyusun laporan yang bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan pengabdian ke depan,” ujarnya.
Program KKN PPM ini merupakan bagian penting dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat. Dengan mengusung pendekatan kolaboratif antara mahasiswa dan masyarakat, diharapkan kegiatan ini mampu mendorong terjadinya perubahan sosial yang konstruktif di tingkat lokal.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
