Gandeng Kemenag, MPI PP Muhammadiyah Gelar Workshop Literasi Digital Diawali Diskusi Buku Jalan Baru Moderasi Beragama
PWMJATENG.COM, Surakarta – Bertempat di Ruang Seminar Gedung Induk Siti Walidah Lantai 7, Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah bersama Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar Workshop Literasi Digital Moderasi Beragama “Memperkuat Islam Wasathiyah di Ruang Digital”, Jumat (22/3).
Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad Ketua MPI PP Muhammadiyah Muchlas, Kepala Badan Litbang
dan Diklat Kemenag RI Amien Suyitno, serta Rektor UMS Sofyan Anif.
Mengawali Workshop Literasi, MPI PP Muhammadiyah membedah buku Jalan Baru Moderasi Beragama: Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir dengan menghadirkan berbagai tokoh sebagai narasumber. Di antaranya Peneliti BRIN Ahmad Najib Burhani, Ketua PBNU Savic Ali, Ketua PWM Jawa Tengah Tafsir, serta Tokoh Katolik Solo Dedi Cahyono.
Rektor UMS, Sofyan Anif, selaku tuan rumah dalam sambutannya menyampikan selamat datang atas kehadiran para peserta dan tamu undangan. UMS selaku tuan rumah berupaya akan memberikan layanan terbaik, termasuk dengan memberikan hidangan tengkleng untuk buka puasa para peserta dan tamu undangan.
Baca juga, Ketua PWM Jateng Himbau Semua Pihak untuk Bersikap Dewasa dan Berjiwa Ksatria dalam Menanggapi Hasil Pemilu
Selanjutnya, Muchlas, Ketua MPI PP Muhammadiyah, dalam sambutannya melaporkan bahwa peserta pada kegiatan ini sejumlah 102 orang. Adapun kegiatan terdiri dari dua kegiatan, di mana kegiatan di hari pertama yakni bedah buku Jalan Baru Moderasi Beragama: Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir, kemudian di hari kedua yakni Workshop bersama Kementerian Agama Republik Indonesia.
Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad, yang hadir secara langsung dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang moderat.
“Kemarin pada Muktamar ke-48 Muhammadiyah, diputuskan 5 karakter, yang salah satunya adalah wasathiyyah, artinya tengahan atau moderat.”
Ia menceritakan bahwa, dahulu KH. Ahmad Dahlan sering sekali bertemu dengan tokoh-tokoh lintas agama dan keyakinan. Hal ini menandakan bahwa Muhammadiyah sejak awal sudah moderat.
Kemudian Dadang menegaskan bahwa pluralisme adalah sebuah keniscayaan. Indonesia sendiri merupakan negara paling pluralis di dunia, di mana terdapat bermacam-macam agama dan kepercayaan.
Ia kemudian menukil Surat Al Maidah ayat 48, di mana keberagaman dan perbedaan merupakan suatu hal yang telah digariskan oleh Allah Swt. Namun keberagaman dan perbedaan tersebut bukan untuk dijadikan sumber perpecahan, melainkan digunakan untuk fastabiqul khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan.
“Marilah kita buka, Diskusi Buku dan Workshop Literasi Digital dengan membaca basmallah,” pungkas Dadang membuka kegiatan.
Acara dilanjutkan dengan Bedah Buku Jalan Baru Moderasi Beragama: Mensyukuri 66 Tahun, dan nantinya akan diakhiri dengan Buka Puasa Bersama.
Editor : M Taufiq Ulinuha