Gajahan Deklarasikan Diri sebagai Kampung Peduli TBC, Jadi Model Surakarta Bebas Tuberkulosis

PWMJATENG.COM, Surakarta – Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon, resmi mendeklarasikan diri sebagai Kelurahan Peduli TBC. Deklarasi tersebut dilakukan dalam kegiatan bertema “Jum’at Sehat (JUSE) – Mawar Putih di Gajahan” yang berlangsung di Dalem Joyokusuman, Surakarta, Jumat (19/9).
Acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting, mulai dari Camat Pasar Kliwon, Kepala Kelurahan Gajahan, Kepala Puskesmas setempat, Ketua RW 1–9, hingga kader kesehatan. Turut hadir pula para dosen dan praktisi kesehatan dari perguruan tinggi anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Cabang Surakarta.
Dalam kegiatan tersebut, warga bersama para pemangku kepentingan menandatangani deklarasi komitmen melawan TBC. “Deklarasi ini menjadi langkah nyata Gajahan untuk berperan aktif dalam upaya eliminasi TBC. Kami ingin masyarakat peduli, rutin memeriksakan kesehatan, dan menerapkan pola hidup bersih,” kata salah satu tokoh masyarakat yang hadir.
Deklarasi ini tidak hanya bersifat simbolis. Warga Gajahan menyepakati tiga komitmen utama, yaitu peduli dan menemukan kasus TBC secara dini, melakukan cek kesehatan rutin, serta meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Rangkaian kegiatan diawali dengan senam sehat bersama warga, dilanjutkan dengan edukasi mengenai pencegahan dan penanganan TBC. Setelah itu, para ketua RW 1–9 membubuhkan tanda tangan dalam deklarasi yang menandai tekad bersama untuk menjadikan Gajahan sebagai kampung bebas TBC.
“Semangat ini bukan hanya untuk Gajahan, tetapi juga diharapkan dapat menginspirasi wilayah lain di Surakarta,” ungkap salah satu kader kesehatan dalam sambutannya.
Pasca deklarasi, IAKMI akan menindaklanjuti komitmen tersebut dengan memberikan pelatihan kader TBC. Program ini didasarkan pada Surat Keputusan Kelurahan Gajahan Nomor MD/177/VIII/2025. Setiap RW akan mendapatkan pendampingan dari dosen anggota IAKMI yang ditunjuk secara khusus.
Beberapa dosen yang akan mendampingi antara lain Sulistyani Prabu Aji (Universitas Sebelas Maret), Yuli Kusumawati (Universitas Muhammadiyah Surakarta), Isnani Nurhayati dan Tri Yuniarti (Stikes Mambaul Ulum), Wahyuni (Universitas Aisyiyah), Syarifah (Poltekkes Surakarta), serta Mursudarinah (Universitas Duta Bangsa).
Baca juga, Diikuti Ratusan Peserta, PWM Jateng Gelar Pelatihan Manajemen Reputasi Digital Organisasi
Ida Untari, Sekretaris IAKMI Cabang Surakarta sekaligus dosen Universitas Muhammadiyah PKU Surakarta, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Dengan kolaborasi lintas sektor dan pendampingan dosen IAKMI, Kelurahan Gajahan siap menjadi model Kampung Peduli TBC dan pionir Surakarta bebas TBC,” ujarnya.
Deklarasi Kelurahan Peduli TBC di Gajahan ini menjadi bagian dari target nasional untuk mencapai eliminasi TBC pada 2030. Program ini menekankan keterlibatan aktif masyarakat dalam menemukan kasus secara dini, mengurangi stigma, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya hidup sehat.

Warga menilai langkah ini sangat positif. Seorang peserta kegiatan mengatakan, edukasi kesehatan yang diberikan mampu membuka wawasan mereka mengenai bahaya TBC. “Kami jadi lebih sadar pentingnya memeriksakan kesehatan sejak dini agar tidak menular ke keluarga maupun lingkungan,” katanya.
Pihak kelurahan juga berkomitmen mendukung program ini secara berkelanjutan. Kepala Kelurahan Gajahan menyampaikan bahwa setiap kegiatan masyarakat akan disisipi dengan edukasi kesehatan, terutama terkait TBC. Dengan cara itu, diharapkan pesan kesehatan dapat menjangkau semua kalangan tanpa terkecuali.
Deklarasi ini tidak hanya berdampak bagi warga Gajahan, tetapi juga menjadi inspirasi bagi kelurahan lain di Surakarta. Program Mawar Putih yang diusung diharapkan mampu menjadi model implementasi gerakan masyarakat sehat.
Dengan dukungan berbagai pihak, Kelurahan Gajahan meneguhkan langkahnya sebagai pionir dalam gerakan Surakarta bebas TBC. Harapannya, komitmen warga ini dapat menular ke wilayah lain sehingga cita-cita eliminasi TBC pada 2030 benar-benar tercapai.
“Ini bukan sekadar kegiatan seremonial. Yang lebih penting adalah aksi nyata warga untuk peduli terhadap kesehatan dirinya dan lingkungannya,” ujar seorang dosen pendamping.
Kontributor : Teguh
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha