
PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi pusat perhatian pustakawan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia. Sorotan itu muncul lewat penyelenggaraan Pelantikan Pengurus Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Aisyiyah Muhammadiyah (FPPTMA) periode 2025–2030, yang digelar bersamaan dengan Workshop Literasi Pemanfaatan Pojok Statistika dan Layanan Digital UMS.
FPPTMA merupakan wadah koordinasi, komunikasi, dan kolaborasi antarperpustakaan di lingkungan PTMA. Forum ini memiliki peran penting dalam peningkatan mutu layanan, pengembangan kompetensi pustakawan, serta inovasi program literasi guna mendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Pelantikan yang berlangsung pada 12 Agustus itu dihadiri Rektor UMS, Harun Joko Prayitno, jajaran Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ketua FPPTMA Irhamiyati, dan perwakilan pimpinan perpustakaan PTMA dari berbagai daerah. Kehadiran mereka menjadi bukti nyata komitmen PTMA untuk memperkuat jejaring dan meningkatkan kualitas layanan perpustakaan.
Dalam sambutannya, Harun menegaskan bahwa perpustakaan harus menjadi ruang yang nyaman, inklusif, dan menjadi pilihan utama bagi mahasiswa serta civitas academica untuk beraktivitas.

“Perpustakaan UMS memiliki nama dan konsep yang berbeda dibandingkan perpustakaan pada umumnya. Ini adalah bentuk komitmen kami mendorong transformasi perpustakaan, bukan sekadar tempat menyimpan buku, tetapi pusat inovasi, layanan berbasis pengguna, dan dorongan kolaborasi,” ujarnya.
Harun juga menekankan bahwa keberadaan perpustakaan modern harus menyesuaikan kebutuhan zaman. Menurutnya, perpustakaan harus menghadirkan layanan yang mampu menjangkau seluruh lapisan pengguna, baik secara langsung maupun melalui platform digital.
Baca juga, Monetisasi Konten Digital dalam Timbangan Islam: Antara Cuan dan Keberkahan
Ketua FPPTMA, Irhamiyati, menuturkan bahwa sebagian besar perpustakaan PTMA sudah berada di atas standar nasional. Meski demikian, ia mengingatkan pentingnya upaya berkelanjutan untuk menjaga keunggulan tersebut.
“Perpustakaan PTMA harus terus adaptif terhadap perkembangan zaman, terbuka pada kolaborasi, dan menjadi pusat pembelajaran sepanjang hayat,” ungkapnya.
Pandangan strategis juga disampaikan Widodo Muktiyo dari Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. Ia menilai perpustakaan kampus digital memiliki peran ganda. Selain menjadi repositori informasi, perpustakaan juga berfungsi sebagai ekosistem pembelajaran yang memadukan sumber daya fisik dan digital untuk mendukung proses pendidikan modern.

Menurut Widodo, keunggulan perpustakaan digital terletak pada kemampuannya menyediakan akses luas, cepat, dan interaktif bagi mahasiswa, dosen, maupun peneliti. Ia menambahkan, inovasi di bidang ini menjadi kunci agar perguruan tinggi tetap relevan di era kompetisi global.
Setelah pelantikan, acara dilanjutkan dengan Workshop Literasi Pemanfaatan Pojok Statistika dan Layanan Digital UMS. Kegiatan ini dirancang untuk membekali pustakawan serta pengelola perpustakaan dengan keterampilan mengakses, mengelola, dan memanfaatkan data statistik sebagai dukungan riset dan publikasi ilmiah.
Materi pelatihan juga mencakup strategi pemanfaatan layanan digital perpustakaan, yang menjadi bagian dari transformasi digital di lingkungan PTMA. Dengan keterampilan tersebut, pustakawan diharapkan mampu menghadirkan layanan yang lebih efektif, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan pengguna.
Kontributor : Fika
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha