Berita

FKIP UMS Gelar Pengajian, Kuatkan Spiritualitas dengan Meneladani Amalan Rasulullah

PWMJATENG.COM, Surakarta – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar pengajian jelang Ujian Akhir Semester (UAS) Gasal di Auditorium Moh. Djazman, Kampus I UMS, Selasa (30/12). Kegiatan ini menjadi ikhtiar penguatan spiritual sivitas akademika FKIP UMS.

Dekan FKIP UMS, Prof. Dr. Anam Sutopo, M.Hum., mengawali sambutan dengan menafsirkan makna simbol dua jari tangan yang menjadi identitas FKIP.

“Ibu jari melambangkan apresiasi, komunikasi, dan kepemimpinan. Jari telunjuk melambangkan kekuatan dan ketauhidan. Dua jari ini menjadi simbol ikhtiar FKIP UMS untuk menjadi fakultas yang cakap, hebat, dan islami,” terangnya.

Ia juga menyampaikan sejumlah program keislaman yang telah digagas FKIP UMS di setiap program studi sebagai upaya memperkuat hubungan dengan Allah SWT.

“Di antaranya mengaji setiap Jumat, tahsin setiap Kamis, kajian subuh setiap Sabtu, dan program lain yang menunjukkan FKIP UMS berkomitmen menjadi fakultas yang cakap, hebat, dan islami,” tegasnya.

Selain itu, Anam menyampaikan bahwa FKIP UMS memperoleh kuota 373 mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan untuk prodi PPKn, PTI, Penjas, dan PGSD.

“Kuota tersebut menjadi yang terbesar kedua di tingkat perguruan tinggi swasta,” pungkasnya.

Pengajian menghadirkan H. Wiwoho Aji Santoso, S.Pd., P.Ua., Pendekar Utama Tapak Suci Putera Muhammadiyah, sebagai penceramah. Dalam tausiyahnya, ia menjelaskan bahwa Muhammadiyah merupakan organisasi wasathiyah atau pertengahan.

“Muhammadiyah seperti wasit pertandingan. Tanpa wasit pertandingan tidak bisa dimulai, tetapi ketika ada sedikit kekurangan, sering kali justru dipermasalahkan. Itulah konsekuensi posisi Muhammadiyah sebagai organisasi wasathiyah,” paparnya.

Ia menambahkan bahwa paham beragama Muhammadiyah sejalan dengan Surah At-Tahrim ayat 6, yakni menyelamatkan diri dan seluruh manusia dari kebinasaan.

Wiwoho kemudian mengajak jamaah meneladani amalan Rasulullah SAW, salah satunya dengan memperbanyak istighfar.

“Rasulullah yang maksum saja beristighfar lebih dari 70 kali sehari. Ini menjadi refleksi bagi kita. Namun, memperbanyak istighfar bukan sekadar mengejar jumlah, melainkan memahami esensinya,” jelasnya.

Ia juga menekankan keteladanan Rasulullah dalam menjaga shalat berjamaah tepat waktu, kepedulian terhadap anak yatim dan fakir miskin, serta kejujuran yang melekat pada pribadi Rasulullah SAW hingga mendapat gelar al-Amin.

“Kejujuran harus tertanam pada diri kita semua, karena nilai ini semakin terkikis di zaman sekarang,” tegasnya.

Menutup tausiyah, Wiwoho mengajak keluarga besar FKIP UMS untuk meneladani seluruh amalan Rasulullah SAW sebagai wujud Islam rahmatan lil ‘alamin. Ia juga berpesan agar FKIP UMS terus meningkatkan kualitas pendidikan dan mencetak calon guru yang unggul.

“Pendidikan adalah urat nadi bangsa. Untuk mengubah keadaan, FKIP UMS harus melahirkan guru-guru berkualitas demi masa depan anak bangsa,” tutupnya.

Kontributor: Affiq/Humas
Editor: Al-Afasy

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE