PWMJATENG.COM, Semarang – Kafilah Jenderal Soedirman UNIMUS terus menunjukkan kreativitas dan inovasi dengan menyelenggarakan Festival Penghela Nasional, Jumat-Ahad (26-28/7/24). Kegiatan ini melibatkan berbagai perlombaan digitalisasi yang diikuti oleh penghela (SMA/SMK/MA) Muhammadiyah dari berbagai daerah, termasuk Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, dan beberapa daerah lainnya, dengan total peserta mencapai 200 penghela.
Puncak kegiatan ini adalah Seminar Nasional bertema “The Role of Hizbul Wathan in Character Building Era Society 5.0”. Seminar ini bertujuan untuk mendiskusikan dan mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai dan prinsip-prinsip Hizbul Wathan dapat diterapkan dan relevan di era digital. Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), internet of things (IoT), dan big data menimbulkan tantangan baru dalam pembentukan karakter generasi muda yang tumbuh di tengah arus digitalisasi. Hizbul Wathan berikhtiar untuk memberikan perannya di era society 5.0.
Ketua Kwartir Pusat Hizbul Wathan, Edi Prajaka, dan Ketua Kwartir Wilayah Jawa Tengah, Taufiq, hadir sebagai penyaji dalam seminar ini. Edi Prajaka menekankan, “Tantangan Era Society 5.0 memberikan pekerjaan bagi Hizbul Wathan pada Generasi Z. Nilai-nilai Hizbul Wathan perlu ditanamkan sejak dini agar tidak kecanduan negatif dari kemanfaatan gadget.”
Baca juga, Ustaz Adi Hidayat Serukan Konsolidasi Strategi Dakwah Muhammadiyah: Ini Alasannya!
Hizbul Wathan merupakan sistem kepanduan berjiwa Islam, berkepribadian Muhammadiyah, dan berpegang pada Al Qur’an serta As-Sunnah. Kegiatan dilakukan di alam terbuka dengan metode yang menarik, menantang, dan menyenangkan, yang harus memberikan manfaat dalam menghadapi era society 5.0. Taufiq menambahkan, “Bina Karya Mandiri (BKM) bidang Multimedia bisa menjadi gerakan serius Hizbul Wathan. Dengan keterampilan multimedia yang dimiliki, generasi muda bisa mengendalikan kemanfaatan dunia multimedia saat ini. Namun, jangan meninggalkan ciri khas kepanduan Hizbul Wathan yaitu Jati Diri Hizbul Wathan.”
Ciri khas Hizbul Wathan terdiri dari dua aspek yaitu Ciri Kepanduan dan Ciri Kemuhammadiyahan. Ciri Kepanduan meliputi pembinaan watak, prinsip dasar kepanduan, dan metode kepanduan. Sementara Ciri Kemuhammadiyahan mencakup pembinaan aqidah, akhlak, ibadah, muamalat duniawiyat, dakwah, amar makruf nahi munkar, dan tajdid. Sosok Jenderal Soedirman menjadi figur teladan yang memberikan nilai-nilai bermanfaat bagi Hizbul Wathan. “Kedua ciri ini tetap tidak ditinggalkan oleh Hizbul Wathan,” tambah Taufiq.
Festival Penghela Nasional yang diselenggarakan oleh Kafilah Jenderal Soedirman UNIMUS tidak hanya menjadi ajang kreativitas dan inovasi, tetapi juga memperkuat peran Hizbul Wathan dalam membentuk karakter generasi muda di era digital.
Editor : M Taufiq Ulinuha