
PWMJATENG.COM, SurakartaΒ βΒ Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menorehkan prestasi melalui kiprah Hizbul Wathan (HW) yang mengirimkan empat kader terbaiknya untuk mengikuti Sekolah Vertical Rescue Indonesia (VRI) tingkat nasional. Kegiatan tersebut berlangsung di kawasan Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta Timur, pada 2β4 Juni 2025.
Keikutsertaan HW UMS ini menjadi bukti nyata komitmen organisasi dalam membentuk kader yang tangguh, adaptif, serta siap menghadapi berbagai tantangan kemanusiaan. Sekolah Vertical Rescue bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi juga arena pembentukan mental, karakter, dan semangat kepedulian sosial yang tinggi.
Selama tiga hari, para peserta dibekali teori dan praktik intensif mengenai penyelamatan di medan vertikal ekstrem. Mereka dilatih menghadapi situasi nyata di tebing curam, jurang dalam, hingga bangunan tinggi. Teknik ascending-descending, sistem tali, hingga prosedur evakuasi korban dalam kondisi darurat menjadi materi utama dalam pelatihan ini.
Pembina HW UMS, Halim Kusuma, menegaskan bahwa kegiatan tersebut sangat penting untuk pengembangan karakter kader. “Ini bukan sekadar latihan fisik, tetapi proses pembentukan jiwa relawan sejati. Mereka diuji dari segi mental, kepemimpinan, dan kepedulian terhadap sesama,” ujar Halim pada Rabu, 5 Juni 2025.
Baca juga, Tafsir: Keikhlasan dan Pengorbanan Adalah Fondasi Utama dalam Menjalani Kehidupan Beragama
Menurutnya, HW UMS tidak hanya ingin membekali kader dengan keterampilan teknis, tetapi juga dengan nilai-nilai pengabdian dan solidaritas. “Kami berharap mereka mampu menerapkan semua ilmu yang diperoleh, baik dalam aktivitas kemanusiaan maupun di lingkungan sekitarnya,” tambahnya.

Ketua Kafilah, Abid Ihsan, mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan pengalaman mendalam bagi seluruh peserta. “Sekolah Vertical Rescue bukan tempat biasa. Kami ditempa secara fisik dan mental. Kerja sama tim dan kepemimpinan menjadi aspek penting yang diasah selama pelatihan,” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa pengalaman ini akan menjadi bekal berharga untuk tugas-tugas kemanusiaan ke depan. “Kami pulang dengan semangat baru dan kesiapan lebih matang sebagai relawan,” tegas Abid.
Muhammad Fikri Azka, salah satu peserta, membagikan kesannya setelah mengikuti kegiatan. Ia mengaku bersyukur bisa menjadi bagian dari pelatihan tersebut. βKami menghadapi medan berat yang menuntut ketenangan, keterampilan teknis, dan rasa percaya antartim. Saya belajar banyak, terutama pentingnya solidaritas dan fokus dalam kondisi darurat,β ungkap Fikri.
Dirinya berharap ilmu yang diperoleh tidak hanya bermanfaat untuk pribadi, tetapi juga bisa ditularkan kepada kader HW lainnya. βSaya ingin berbagi pengalaman ini kepada teman-teman agar semangat relawan makin kuat di kampus kami,β tambahnya.
Ass Editor : Ahmad; Editor :Β M Taufiq Ulinuha