PWMJATENG.COM, Surakarta – Duta Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mendapatkan pembekalan penting terkait protokoler dan public speaking dari Biro Kemahasiswaan UMS. Pembekalan ini diadakan bagi 28 mahasiswa terpilih dari 12 fakultas di UMS, Sabtu (19/10), bertempat di Ruang Pelatihan, Lantai 3, Gedung Induk Siti Walidah UMS.
Wakil Rektor III UMS, Ihwan Susila, dalam sambutannya menyampaikan bahwa para mahasiswa yang terpilih ini akan menjadi representasi dari kampus. “Duta kampus harus mampu merepresentasikan seluruh elemen yang ada di UMS,” ungkap Ihwan. Ia menambahkan, pelatihan ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para duta kampus agar siap menjawab berbagai pertanyaan terkait universitas.
Ihwan juga mengucapkan selamat kepada para mahasiswa yang berhasil lolos seleksi. Ia menegaskan bahwa meskipun duta kampus berada di bawah Biro Kemahasiswaan, mereka akan berkolaborasi dengan Sekretariat Universitas untuk memberikan kontribusi nyata di berbagai bidang.
Pembekalan pertama diberikan oleh Partini, yang menjelaskan bahwa duta kampus harus memancarkan kecerdasan, kharisma, dan kehebatan. “Duta kampus dipilih karena memiliki potensi besar untuk bekerja sama dalam berbagai aktivitas universitas,” ujarnya.
Partini menambahkan, duta kampus UMS memiliki visi untuk menginspirasi generasi muda mencapai potensi maksimal, khususnya dalam bidang akademik, inovasi, dan nilai-nilai sosial berdasarkan Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Misi mereka, lanjutnya, adalah membawa perubahan positif di dalam dan luar kampus, dengan fokus pada keunggulan akademik dan pengembangan karakter.
Baca juga, PDM Purworejo Melesat! Kontribusi Besar Lewat Amal Usaha
Materi kedua disampaikan oleh Sabar Narimo, yang memberikan penjelasan mendalam tentang protokoler. Menurutnya, protokoler adalah serangkaian aturan yang mengatur pelaksanaan suatu acara, baik di lingkup kedinasan, budaya, maupun acara sosial. “Protokoler melibatkan pengaturan acara yang melibatkan orang-orang penting,” jelas Sabar, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Badan Pembina Harian (BPH) UMS.
Pembekalan terakhir diberikan oleh Singgih Eko Yudhistiro, yang memaparkan tentang public speaking. Ia mengawali materinya dengan menyampaikan bahwa public speaking adalah seni berbicara di depan umum. “Public speaking adalah seni, bukan hanya bakat. Kalian bisa meningkatkannya setiap hari jika kalian melihatnya sebagai seni,” ujar Singgih.
Singgih juga menambahkan bahwa dalam public speaking, ada tiga elemen penting yang harus diperhatikan: pembukaan yang kuat, isi yang terstruktur dengan analisis yang baik, dan penutupan yang berkesan. “Public speaking memerlukan latihan dan praktik yang konsisten,” tambahnya. Singgih menekankan bahwa kemampuan ini hanya bisa diasah melalui kombinasi latihan dan praktik nyata.
Kontributor : Maysali
Editor : M Taufiq Ulinuha