Khazanah Islam

Dunia Ini Panggung Sandiwara: Islam Memandang Kehidupan Duniawi

Dunia Ini Panggung Sandiwara: Islam Memandang Kehidupan Duniawi

Oleh : Drs. Nashihudin, M.Si. (Majlis Tabligh PDM Jakarta Timur)

PWMJATENG.COM – Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:

وَ مَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ ۗ وَلَـلدَّا رُ الْاٰ خِرَةُ خَيْرٌ لِّـلَّذِيْنَ يَتَّقُوْنَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

“Dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti?” (QS. Al-An’am 6: Ayat 32)

Kehidupan manusia di dunia ini tidaklah abadi. Sebagai fase sementara, dunia berfungsi sebagai tempat persinggahan sebelum memasuki fase kehidupan berikutnya. Ini adalah kesempatan untuk mempersiapkan bekal menuju kehidupan akhirat. Dengan demikian, sangat penting untuk berhati-hati dalam menghadapi segala ujian dan godaan yang ada di dunia ini.

1. Dunia sebagai Rebutan

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّا سِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَا لْبَـنِيْنَ وَا لْقَنَا طِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَا لْفِضَّةِ وَا لْخَـيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَا لْاَ نْعَا مِ وَا لْحَـرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَا عُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۚ وَا للّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰ بِ

“Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 14)

Ayat ini menggambarkan betapa dunia ini sering kali menjadi objek hasrat manusia. Cinta terhadap harta, keluarga, dan kekayaan sering kali membuat manusia terlena. Namun, Allah menegaskan bahwa segala kesenangan duniawi ini hanyalah sementara dan tidak sebanding dengan apa yang ada di akhirat. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menyadari bahwa dunia hanyalah sementara dan tempat kembali yang sebenarnya adalah di sisi Allah.

2. Kehidupan Dunia sebagai Permainan

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِعْلَمُوْۤا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَا خُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَا ثُرٌ فِى الْاَ مْوَا لِ وَا لْاَ وْلَا دِ ۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّا رَ نَبَا تُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰٮهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطٰمًا ۗ وَفِى الْاٰ خِرَةِ عَذَا بٌ شَدِيْدٌ ۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَا نٌ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَا عُ الْغُرُوْرِ

“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.” (QS. Al-Hadid 57: Ayat 20)

Baca juga, Klinik Pratama Asy-Syifa Kudus Resmikan Gedung Baru, Ketua PWM Jateng: Pelayanan Pasien Kini Serasa di Rumah Sendiri!

Ayat ini menekankan bahwa kehidupan dunia ini tidak lebih dari sebuah permainan dan hiburan. Segala bentuk kesenangan yang tampak menarik hanyalah sementara dan akan hancur seiring berjalannya waktu. Sementara itu, akhirat adalah tempat di mana semua amal perbuatan akan memperoleh balasannya. Dalam perspektif ini, dunia harus dipandang sebagai tempat persinggahan untuk mempersiapkan kehidupan yang kekal di akhirat.

3. Pandangan Terhadap Dunia dalam Hadis

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( انْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلَ مِنْكُمْ, وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ, فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اَللَّهِ عَلَيْكُمْ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

“Lihatlah orang yang berada di bawahmu dan jangan melihat orang yang berada di atasmu karena hal itu lebih patut agar engkau sekalian tidak menganggap rendah nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini mengajarkan agar kita lebih fokus pada orang-orang yang kurang beruntung dibandingkan dengan melihat ke atas. Dengan cara ini, kita dapat lebih menghargai nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita dan tidak merasa sombong atau iri terhadap kekayaan dan posisi orang lain.

4. Kajian Tafsir Ibnu Katsir tentang Qarun

{إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ إِذْ قَالَ لَهُ قَوْمُهُ لَا تَفْرَحْ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْفَرِحِينَ (76) وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ (77) }

“Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, ‘Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri.’ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashash 28: 76-77)

Kisah Qarun dalam Al-Qur’an adalah contoh bagaimana kekayaan yang melimpah bisa menjadikan seseorang sombong dan lalai dari kewajiban agama. Qarun, yang merupakan sepupu Nabi Musa, dianugerahi kekayaan yang luar biasa, namun kesombongannya membuatnya melupakan hakikat dari harta tersebut. Allah memperingatkan agar kita tidak membangga-banggakan diri dengan kekayaan, melainkan menggunakan nikmat tersebut untuk kebaikan dan beribadah kepada-Nya.

Kesimpulan

Dunia ini, seperti yang digambarkan dalam berbagai ayat dan hadis, adalah panggung sandiwara yang penuh dengan ujian dan godaan. Segala kesenangan duniawi hanyalah sementara dan tidak sebanding dengan kebahagiaan yang abadi di akhirat. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami hakikat kehidupan dunia dan berusaha mempersiapkan bekal yang baik untuk kehidupan yang kekal. Dengan demikian, kita dapat menjalani kehidupan dunia ini dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, serta tetap fokus pada tujuan akhir yang hakiki.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE