Drakor Candui Remaja Putri, PDNA Kota Magelang Adakan Kajian Dalam Perspektif Jiwa
PWMJATENG.COM, Magelang – Drama Korea (Drakor) saat ini telah digandrungi oleh para remaja. Dari beberapa sumber, selain kisahnya yang menarik, menurut para remaja diceritakan karena bintangnya diperankan oleh tokoh yang tampan dan cantik. Tidak hanya kaum remaja, bahkan fenomena ini telah merasuki ibu-ibu yang kadang lupa dengan perannya kalau sudah menontot didepan gadget atau laptop. Selain itu, secara tidak langsung para remaja pun terinspirasi dan meniru gaya para tokoh drakor yang terkadang itu tidak sesuai dengan kondisi budaya Indonesia. Inilah alasan Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kota Magelang mengangkat diskusi tentang drakor dari sudut kejiwaan bersama psikolog, Sabtu (13/06/20).
Kegiatan ini dilaksanakan secara daring yang diikuti sebanyak 200 peserta yang tidak hanya dari Kota Magelang. Dengan tema “Hobby Ngedrakor Dalam Perspektif Kejiwaan”, diskusi ini menghadirkan psikolog dari RSJ Kota Magelang, Swastika Wulan P. M, P.Si.
Dalam diskusi kali ini, perempuan yang akrab disapa Swastika lebih banyak memaparkan dampak positif dan negatif menjadi pecinta drakor. Dirinya mengatakan bahwa dalam sisi lain, drakor adalah bagian dari sebuah hiburan yang menjadi kebutuhan hidup seseorang, maka sejatinya itu baik.
“Akan menjadi berdampak negatif, jika kita menjadi pecandu yang dapat melupakan peran-peran dan tanggungjawab yang kita miliki”, terangnya.
Dirinya mencotohkan, seperti halnya seorang ibu rumah tangga yang tergandrungi drakor. Dia lupa peran sebagai ibu dari anak-anaknya, sebagai istri dari suaminya, maka ini telah menjadi racun yang akan merusak kejiwaannya. Dampaknya akan berkepanjangan bahkan mampu merusak keharmonisan rumah tangga.
Lebihlanjut, Swastika berpesan kepada remaja, bahwa ngedrakor boleh, namun harus mampu memilah drakor yang ada nilai penghayatan kehidupan dan tentu edukatif.
“Seperti kita melihat para tokoh drakor yang menjadi para dokter muda hebat, kita menjadi terinspirasi dan memotivasi kita untuk lebih baik. Itulah ngedrakor yang sehat dan bermanfaat”, pesannya.
Eko Kurniasih Pratiwi, M.SI selaku Ketua PDNA Kota Magelang mengucapkan terimakasih kepada pemateri yang telah berkenan untuk sharing dan memberikan kesempatan diskusi secara terbuka.
Perempuan yang juga dosen UMMagelang ini berharap, dengan diskusi ini dapat menyadarkan para pecinta drakor untuk tidak berlebihan dalam menonton drakor.
“Diskusi ini diharapkan mampu memberikan wadah belajar kepada para perempuan muda. Sebagaimana Mars Nasyiatul Aisyiyah yaitu menjadi generasi yang terdidik setiap hari”, ujarnya.
Saat dihubungi oleh redaksi suryawarta.com, perempuan yang akrab disapa Tiwi ini pintanya para remaja dapat memahami secara obyektif tentang efek positif dan negatif dalam ngedrakor. (*)