PWMJATENG.COM, Busan, Korea Selatan – Dongseo University (DSU) Korea Selatan sukses menyelenggarakan 22nd Asian University Presidents Forum (AUPF) 2024, sebuah pertemuan bergengsi yang mempertemukan pemimpin perguruan tinggi dari Asia dan Eropa, Kamis-Jumat (31/10-1/11). Acara dibuka langsung oleh Presiden DSU yang juga menjabat sebagai Chairman AUPF, Profesor Jeguk Chang.
Forum ini dihadiri oleh perwakilan dari 14 negara, termasuk Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, Malaysia, Filipina, Thailand, Lithuania, Mongolia, Makau, Taiwan, Indonesia, Irak, Lithuania, dan Polandia. Secara keseluruhan, sebanyak 34 universitas berpartisipasi dalam acara ini, melibatkan presiden universitas, wakil presiden, ketua, dan direktur.
Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) turut mengambil bagian dalam forum ini dengan mempresentasikan dua materi unggulan. Wakil Rektor IV Unimus, Muhammad Yusuf, menyampaikan makalah berjudul “Improving Educational Services Based on Internationalization and Cooperation,” yang menyoroti pentingnya peningkatan layanan pendidikan melalui kerja sama internasional. Sementara itu, Rektor Unimus, Masrukhi, memaparkan artikel berjudul “Building Competitiveness of Private Universities: Indonesia Case,” yang menekankan pentingnya membangun daya saing universitas swasta di Indonesia.
Baca juga, Menemukan Akidah Muhammadiyah di Antara Asy’ariyah dan Atsariyah
Dalam presentasinya, kedua pemimpin Unimus tersebut menekankan bahwa universitas di Asia harus memperkuat upaya internasionalisasi dan kerja sama untuk menghadapi tantangan global. Menurut mereka, “Kerja sama internasional dan keterbukaan sangat penting untuk memajukan pendidikan di era globalisasi ini,” ujar Masrukhi.
Selain diskusi dan presentasi, acara AUPF 2024 juga ditandai dengan penandatanganan kerja sama dalam program “Asia Alliance University” (AAU). Program ini memperkenalkan platform transfer kredit berbasis online, yang memungkinkan mahasiswa dari anggota AAU untuk mengambil kredit atau SKS secara daring di universitas anggota lainnya. “Dengan adanya AAU, hambatan mobilitas antarnegara dapat diatasi. Biaya pendidikan menjadi lebih efisien dan internasionalisasi semakin kuat,” tambah Profesor Jeguk Chang.
Program AAU diharapkan akan menjadi solusi untuk memfasilitasi pertukaran mahasiswa di seluruh Asia, mendukung peningkatan kompetensi internasional, dan memberikan peluang kepada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman pendidikan lintas negara tanpa harus meninggalkan negaranya masing-masing.
Editor : M Taufiq Ulinuha