Dodok Sartono: Jika Tidak Ada Inovasi dan Kreativitas, Muhammadiyah Akan Menghadapi ‘Banjir Bandang’
PWMJATENG.COM, Purworejo – Dalam resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah yang digelar di Auditorium Universitas Muhammadiyah Purworejo pada Minggu (24/11/2024), Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Dodok Sartono, menyampaikan pesan penting terkait inovasi dan keberlanjutan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). “Jika tidak ada inovasi dan kreativitas, Muhammadiyah akan menghadapi ‘banjir bandang’ yang bisa menyapu bersih gerak amal usaha kita,” ujar Dodok.
Ia menyoroti sejarah panjang Muhammadiyah yang dimulai oleh KH Ahmad Dahlan, tokoh pembaru yang kerap menghadapi kritik tajam. “KH Ahmad Dahlan pernah belajar di RS Bethesda untuk pengelolaan rumah sakit, namun dicap negatif. Ketika menggeser arah kiblat masjid, beliau bahkan disebut kafir. Namun kini, semua mengikuti langkah-langkah tersebut,” ungkap Dodok, menggambarkan keberanian dan visi jauh ke depan yang perlu diwarisi oleh Muhammadiyah masa kini.
Dodok juga memberikan analogi menarik dengan kisah Raja Midas dan pesan lima jarinya untuk memotivasi AUM agar terus berinovasi. “Lima jari ini bisa menjadi kunci transformasi,” katanya.
- Jempol melambangkan kepribadian dan moral. “Karakter jujur, disiplin, dan kerja keras adalah modal utama,” jelas Dodok.
- Telunjuk menunjukkan fokus. “Mengelola apa pun harus fokus, termasuk menguatkan jamaah, memakmurkan masjid, dan membangun ranting Muhammadiyah sebagai fondasi,” tambahnya.
- Jari tengah yang paling tinggi menggambarkan kualitas. “AUM harus menuju MPM: Maju, Profesional, dan Modern,” tegasnya.
- Jari manis menjadi simbol hubungan. “Silaturahmi dan jejaring, baik internal maupun eksternal, harus diperkuat,” ujarnya.
- Kelingking mengingatkan pentingnya perhatian pada hal kecil. “Perhatikan detail, seperti fasilitas sederhana, karena itu cermin kualitas organisasi,” katanya.
“Kelima hal ini, jika diterapkan bersama, akan menjadi kekuatan besar seperti tangan yang mengepal,” pungkas Dodok.
Baca juga, Tafsir: Jamaah, Jam’iyah, dan Jariyah Adalah Prinsip Utama Muhammadiyah dalam Menciptakan Kebermanfaatan
Pujiono, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Purworejo, dalam sambutannya menyoroti capaian AUM di Purworejo serta langkah strategis ke depan. “Sekolah Muhammadiyah harus punya keunikan agar menarik masyarakat,” ujar Pujiono. Ia mengungkapkan rencana menjadikan SD Muhammadiyah Kutoarjo dan SMK Muhammadiyah Purwodadi sebagai sekolah unggulan.
“Selain itu, Pondok Pesantren Darul Arqom Bayan juga didorong untuk melahirkan kader ulama, sementara tanah wakaf Muhammadiyah akan dioptimalkan untuk pertanian aren,” jelasnya. Di bidang kesehatan, RSU ‘Aisyiyah dan PKU Muhammadiyah Kutoarjo ditargetkan menjadi rumah sakit tipe D pada akhir tahun.
Resepsi Milad ini dihadiri oleh Bupati Purworejo, jajaran Forkopimda, pimpinan Muhammadiyah, serta tokoh lintas organisasi keagamaan dan masyarakat. Acara dimeriahkan oleh berbagai kegiatan, termasuk pelantikan pengurus Forum Guru Muhammadiyah Kabupaten Purworejo, launching kelas Tahfiz dan Olahraga SMP Muhammadiyah Purworejo, serta apresiasi lomba siswa berprestasi.
Sebelumnya, rangkaian Milad diisi dengan kejuaraan daerah Tapak Suci, apel akbar di Alun-Alun Purworejo, dan lomba antar guru dan karyawan AUM.
Acara yang sarat makna ini menjadi momentum refleksi dan motivasi bagi Muhammadiyah untuk terus berinovasi. “Inovasi atau mati, itu pilihan kita,” ujar Dodok Sartono. Pesan ini menjadi pengingat bagi seluruh warga Muhammadiyah bahwa hanya dengan kreativitas dan kerja keras, Muhammadiyah dapat terus bergerak maju di tengah tantangan zaman.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
