Berita

“Dirayu” Kapolres IMM Karanganyar Ajukan Lima Tuntutan

PWMJATENG.COM, KARANGANYAR – Dinamika politik akhir-akhir ini yang menghinggapi hampir seluruh wilayah Republik Indonesia adanya aksi gerakan penyampaian aspirasi kompoenen mahasiswa dan pelajar sebagai motornya menjalar juga ke Kabupaten Karanganyar. Kondisi ini tidak luput dari amatan dan antisipasi aparat pemerintah, usaha meredam dan menghindari terjadinya dampak buruk sebuah gerakan yang sebenarnya tidak diinginkan semua pihak dilakukan oleh Polres Karanganyar beserta jajaran. Bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Karanganyar, Jum’at malam (28/09) diadakan silaturahmi Kapolres Karanganya kepada PC IMM Kabupaten Karanganyar.

Kunjungan silaturahmi Kapolres Karanganyar Catur Gatot Efendi beserta jajaran disambut oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Karanganyar beserta Pleno, Majelis/ Lembaga, Ortom dan juga beberapa pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah. Acara dimulai dengan shalat isya’ berjamaah yang dilanjutkan shalat ghaib untuk arwah almarhum Randi kader IMM yang gugur saat melakukan aksi penyampaian aspirasi di Kendari Sultra di masjid Abu Nasir 2 komplek GDM Karanganyar. “Dari awal pihak Polres Karanganyar sudah menyampaikan jika selain silaturahmi khususnya dengan adik-adik IMM, beliau juga ingin melakukan shalat isya’ dan shalat ghaib bersama di kantor (baca : masjid) Muhammadiyah” kata Sarilan M. Ali sekretaris PDM Karanganyar.

Pada sesi audensi yang yang dipandu oleh Sarilan M. Ali, Kapolres Catur Gatot Efendi mengawali dengan ungkapan bela sungkawa mewakili jajaran Polri dan khsususnya Polres Karanganyar. “Saya atas nama pribadi dan pimpinan Polri khusunya di Karananyar menyampaikan rasa bela sungkawa dan ikut berdua atas jatuhnya korban, dari jajaran kami (Polri) sudah berkomitmen untuk mengusut permasalahan ini secara tuntas dan transparan. Hal ini dibuktikan dengan pengambilalihan pengusutan kasus oleh Mabes Polri untuk menghindari adanya intervensi di daerah” tegas Kapolres dengan pangat dua bunga sudut lima ini (baca : AKBP).

Terkait informasi gerakan yang akan dilakukan oleh eksponen Mahasiswa Karanganyar utamanya PC IMM, Kapolres menghimbau untuk mengevaluasi kembali dan menyarakan melakukan aksi dengan cara lain. “Tentunya kami dari Polri siap memfasilitasi adik-adik dalam penyampaian aspirasi ini secara lebih “santai” misalnya dengan ngobrol santai atau diskusi dengan siapa yang diinginkan atau dengan mengirimkan perwakilan yang dianggap dituakan untuk menyampikan aspirasinya. Hal ini tentunya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, bahkan mungkin adanya penyusup.” Tambah Kapolres Karanganyar.

Dari IMM melalui beberapa juru bicaranya menanggapi arahan dan himbauan Kapolres Karanganyar dengan menyapaikan bererapa argumentasi dan bahan kajian atas permasalahan, dalil-dali yang disampaikan dirangkung dalam clossing statement berupa pernyataan sikap yang disampaikan oleh Ketua Umum PC IMM Kabupaten Karanganyar Putut Widiatmoko. Adapun tuntutan PC IMM Kabupaten Karanganyar adalah sebagai berikut :
1. Mendesak Presiden segera menerbitkan Perpu pengganti revisi UUKPK yang baru yang dan melemahkan proses pemberantasan korupsi di Indonesia.
2. Tolah RUU KUHP yang cenderung mendiskiriminasi segala lapisan masyarakat.
3. Mendesak pihak kepolisian untuk melakukan investigasi dua korban yang meninggal dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat.
4. Meminta kepada pihak kepolisian untuk tidak mengedepankan sikap represif dalam mengamankan setiap aksi mahasiswa dan elemen bangsa.
5. Menuntut keadilan bagi Immawan Randi dan Yusuf Kardawi dengan memberikan hukum yang seberat-beratnya pelaku penembakan dan mendesak Kapolri untuk mencopot Kapolda Sultra dan Kapolres Kendari.

Ditemuai sebelum acara, Sekretaris Umum PC IMM Karanganyar Melani Krismonita mengatakan jika pihaknya tidak terpengaruh atas kunjungan dari Kapolres dan jajarannya terkait rencana aksi yg sudah disiapkannya. “Kami tetap akan menggelar aksi, ini sebagai bentuk respon dan kepedulian atas ketidakbecusan dalam mengelola negara ini sehingga muncul RUU dan UU yang kami anggap tidak sesuai aspirasi masyarakat. Pertemuan dengan Kapolres Karanganyar ini lebih kami gunakan untuk meminta keadilan atas gugurnya saudara kami Immawan Randi” tegas Melani.

Sementara Ketua PDM Karanganyar Muhammad Samsuri dalam tanggapan diacara tersebut menyambut baik atas silaturahmi dan menegaskan komitmen Muhammadiyah dalam berbangsa dan bernegara. “Tentu ini sesuatu yang sangat baik dan terima kasih kepada bapak Kapolres dan jajaran yang sudah berkenan mengunjungi anak-anak kami ini. Perlu kami jelaskan kembali bahwa komitmen Muhammadiyah terhadap NKRI dan Pancasila sudah final sebagai darul ahdi wa syahadah, diawal pendirian republik ini sudah jelas peran tokoh-tokoh besar Muhammadiyah seperti Kahar Muzakir, Kasman Singodimedjo bahkan Ki Bagus Hadi Kusumo sebagai bapak persatuan dan bhinneka tunggal ika dalam merumuskan UUD 45 sehingga bisa diterima semua pihak. Jangan lagi ada anggapan dan penilaian bahwa Muhammadiyah kurang NKRI, tidak Pancasila atau tidak Bhinneka tunggal ini, kami buktikan dalam tindakan bukan pada ucapan” tegas doktor ilmu hukum ini.

Kecam Tindakan Represif Aparat

Hal sama ditunjukkan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) Wonosobo membacakan pernyataan sikap atas tertembaknya kader Muhammadiyah di Sulawesi Tenggara saat akasi menentang RUU KPK dan RUU KUHP yang mengakibatkan meninggal dunia. Pernyataan sikap dibacakan di masjid Al Arqom tepat setalah Sholat Isya Berjamaah dan Shalat Gaib untuk Randi, kader IMM yang tertembak oleh aparat.

Pernyataan sikap ini, bentuk solidaritas AMM Wonsobo atas  meninggalnya saudara Randi di Sulawesi Tenggara dan beberapa korban yang terluka bahkan meninggal akibat refresifitas aparat kepolisian. Turut hadir dalam kesempatan ini bapak Abdul Waras selaku Kapolres Wonosobo dan Ayahanda Bambang WEN, selaku Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Wonosobo.

Pernyataan sikap dibacakan oleh Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Sunarno Eko Supranoto didampingi pimpinan Tapak Suci Putra Muhammadiyah, Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah, dan Komandan KOKAM Wonosobo. Dalam sambutannya Sunarno Eko menyampaikan duka yang mendalam atas kejadian ini dan mengecam keras tindakan refresif aparat dalam mengamankan aksi mahasiswa di Kendari dan berbagai tempat lainnya di Indonesia yang menyebabkan meninggalnya beberapa peserta aksi dan banyak yang mengalami luka-luka. Secara tertulis pernyataan sikap diberikan kepada Kapolres Wonosobo.

Abdul Waras, penerima pernyataan sikap AMM selaku KAPOLRES Wonosobo dalam sambutannya menyampaikan bela sungkawa yang mendalam atas meninggalnya saudara Randi selau kader IMM, beliau berjanji akan menyampaikan sikap dari Angkatan Muda Muhammadiyah kepada struktur yang lebih tinggi untuk disampaikan kepada kapolri. Selain itu, ia menyampaikan rasa terima kasih kepada AMM yang telah bersikap santun dan menjaga kondusfitas Wonosobo dalam menyikapi kejadian tersebut.

Ucapan belasungkawa juga datang dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah Wonosobo Bambang WEN atas meniggalnya saah satu kader Muhammadiyah. Ia berharap agar kejadian ini tidak lagi terulang di seluruh Indonesia. Ia meminta kepada aparat kepolisian untuk tidak mengdepankan tindakan-tindakan refresif dalam melayani kasi mahasiswa.

Seperti yang kita ketahui dalam beberapa hari terkahir ini, demonstrasi secara serentak terjadi di penjuru Indonesia dalam rangka memrotess pengesahan berbagai undang-undang dan juga beberapa kasus seperti Papua dan kebakaran hutan.  Kejadian ini diharapakan tidak memandikan Indonesia menadi Negara yang anti kritik dan mengedepankan kekerasan dalam menyikapai berbagai hal.

Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh imam masjid Al Arqom komplek SMA Muhammadiyah Wonsosbo. (Pauzan/Dea A.Y/MPI PDM Kra-JOe).

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE