PWMJATENG.COM, Surakarta – Dalam upaya untuk menyatukan dan memberikan pandangan keagamaan, Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar kajian Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Webinar Series #38. Acara yang bertema “Meneladani Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW (Pesan Isra’ Mi’raj 27 Rajab 1445 H)” ini diselenggarakan di Masjid Hj. Sudalmiyah Rais, Kampus II UMS pada Rabu (31/1).
Pembicara pada acara ini adalah Prof. K.H. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin, M.A., Ph.D., yang dikenal luas dengan nama Din Syamsuddin, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2015. Dalam pengajiannya, beliau mengajak lebih dari 1500 jama’ah untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta melalui ibadah.
Beliau menekankan bahwa ibadah, terutama sholat, bukanlah sekadar ritual yang berakhir dengan salam. Din Syamsuddin menggambarkan bahwa manusia seharusnya “bersujud dalam sajadah panjang (sepanjang hidup), terutama pasca setelah sholat.” Dalam konteks ini, beliau menyoroti pentingnya melibatkan nilai-nilai ibadah dalam kehidupan sehari-hari.
Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Din Syamsuddin menyampaikan pandangannya terhadap kepemimpinan yang ideal. Berdasarkan rumusan Munas Tarjih ke-26 PP Muhammadiyah pada Oktober 2003 di Padang, ia menyebutkan tujuh kriteria pemimpin ideal, antara lain Sidiq, Amanah, Tabligh, Fathonah, Berwawasan Kenegarawan, Memiliki Kemampuan Hubungan Internasional, dan Mempunyai Jiwa Perubahan.
Baca juga, Buya Anwar Abbas Ungkap Dua Tokoh Kiai di Muhammadiyah
Pentingnya rekam jejak, penampilan, dan perilaku pemimpin yang mencerminkan pada Nabi Muhammad SAW menjadi fokus dalam pemilihan pemimpin. Din Syamsuddin menegaskan, “Kepemimpinan itu melanjutkan misi kenabian, terutama untuk pemeliharaan keagamaan, meningkatkan syiar, dan peribadatan.”
Dalam konteks Pilpres 2024, Din Syamsuddin mengimbau agar pemilu tidak dianggap sebagai peristiwa biasa. “Ini peristiwa penting, jangan memilih untuk tidak memilih, alias golput,” tandasnya.
Beliau menekankan bahwa golput bukanlah pilihan yang bertanggung jawab sebagai warga negara. Tidak menggunakan hak pilih, menurut Din Syamsuddin, tidak mencerminkan sikap tanggung jawab dan dapat memberikan keuntungan pada pihak tertentu.
Pengajar UMS yang hadir dalam acara ini merasa terinspirasi dengan pandangan Din Syamsuddin yang mengajak untuk menjadikan ibadah sebagai nilai yang membawa dampak positif dalam kepemimpinan dan kehidupan sehari-hari. Semangat untuk memaknai Pemilu 2024 sebagai momen penting dalam menentukan arah bangsa juga semakin menggelora di kalangan peserta kajian.
Dengan pengalaman dan keilmuan Din Syamsuddin, kajian tersebut berhasil menyajikan wawasan agama yang mendalam dan merangsang pemikiran kritis, memberikan bekal nilai-nilai keagamaan sebagai panduan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks Pilpres 2024 yang semakin mendekat.
Kontributor : Yusuf
Editor : M Taufiq Ulinuha