
PWMJATENG.COM, Malang – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, resmi dikukuhkan sebagai Pendekar Kehormatan Tapak Suci dalam Kejuaraan Dunia Tapak Suci ke-2 yang digelar di Universitas Brawijaya, Malang, pada Jumat malam (1/8). Prosesi sakral ini menjadi sorotan utama sekaligus menandai pembukaan resmi Kejurdun Tapak Suci tahun ini.
Pengukuhan tersebut dilakukan oleh Pimpinan Pusat Tapak Suci Putera Muhammadiyah melalui pembacaan Surat Keputusan yang dibacakan langsung oleh A. Fanan Hasanudin. Dalam keputusan itu, Abdul Mu’ti ditetapkan sebagai Pendekar Kepala Kehormatan, gelar tertinggi yang mencerminkan penghormatan atas kontribusinya bagi Muhammadiyah dan dunia pendidikan nasional.
Sebagai bentuk penghormatan, Abdul Mu’ti kini berhak mengenakan Sabuk Hitam dan Rompi Pendekar, simbol resmi status dan tanggung jawabnya sebagai pendekar. Selain dirinya, lima tokoh penting dari Muhammadiyah juga menerima penghargaan sebagai Pendekar Madya Kehormatan. Pelantikan tersebut menjadi bentuk apresiasi atas dedikasi mereka terhadap pengembangan dan pembinaan Tapak Suci.
Ratusan peserta dari berbagai negara turut menyaksikan langsung prosesi pelantikan ini. Kehadiran internasional tersebut menunjukkan pengakuan global terhadap Tapak Suci sebagai seni bela diri yang tidak hanya menjunjung nilai-nilai keilmuan, tetapi juga spiritualitas dan karakter.
Dalam sambutannya, Abdul Mu’ti memulai dengan candaan yang mencairkan suasana. “Saya pendekar ini pendek dan kekar, kalau Pak Muhadjir Effendy ini pendekar karena penegak dakwah amar ma’ruf nahi munkar,” ujarnya disambut gelak tawa hadirin, termasuk Muhadjir Effendy yang hadir sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Baca juga, Menjaga Kondusifitas Lingkungan Rumah Tangga: Kunci Harmoni dan Keberkahan
Sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyampaikan rasa terima kasih atas penghargaan tersebut. Ia menegaskan bahwa Tapak Suci tidak hanya berfungsi sebagai seni bela diri dan olahraga, tetapi juga sebagai media pendidikan karakter yang kokoh dan konsisten.
“Dengan iman dan akhlak kita menjadi kuat, tanpa iman dan akhlak kita menjadi lemah,” ucap Mu’ti, mengutip semboyan Tapak Suci yang dianggapnya sebagai landasan moral penting dalam membentuk generasi muda. Menurutnya, semboyan itu bukan hanya slogan, tetapi prinsip hidup yang seharusnya dipegang oleh setiap kader dan pendekar Tapak Suci.

Setelah prosesi pelantikan, seluruh hadirin berdiri dan bersama-sama mengucapkan Ikrar Tapak Suci dengan penuh semangat. Ikrar tersebut diyakini tidak hanya sebagai sumpah fisik, tetapi juga sebagai komitmen spiritual dalam membela kebenaran dan menjaga nilai-nilai keadilan serta ajaran Islam.
Menutup rangkaian acara, Abdul Mu’ti menyampaikan pesan inspiratif yang menggugah semangat peserta. “Terima kasih kepada Tapak Suci. Tapak Suci tidak hanya menjadi milik Muhammadiyah, tetapi milik Indonesia dan juga dunia,” katanya. Ucapan itu disambut tepuk tangan meriah dari hadirin.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha