Kolom

Dari Awan ke Ilmu: Saat Umat Islam Lupa Membaca Ayat Semesta

Dari Awan ke Ilmu: Saat Umat Islam Lupa Membaca Ayat Semesta

Oleh : Rudi Pramono, S.E. (Ketua MPI PDM Wonosobo)

PWMJATENG.COM – Hampir tiap hari hujan, dingin menyegarkan tapi juga merepotkan kalau kita mau jujur, namun di balik semua itu yang patut kita renungkan

Kita tentu pernah mempelajari di sekolah bagaimana proses hujan terjadi: panas matahari menguapkan air laut, uap itu naik ke langit, berubah menjadi awan, dan ketika awan menjadi berat, turunlah hujan.

Sains modern menjelaskan proses ini dengan rinci dan sistematis. Namun menariknya, jauh sebelum ilmuwan Barat menguraikan teori tersebut, Al-Qur’an telah menggambarkannya dalam Surah An-Nur ayat 43.

اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يُزْجِيْ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهٗ ثُمَّ يَجْعَلُهٗ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ جِبَالٍ فِيْهَا مِنْۢ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَصْرِفُهٗ عَنْ مَّنْ يَّشَاۤءُۗ يَكَادُ سَنَا بَرْقِهٖ يَذْهَبُ بِالْاَبْصَارِۗ

Artinya : “Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah mengarahkan awan secara perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk. Maka, engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka, Dia menimpakannya (butiran-butiran es itu) kepada siapa yang Dia kehendaki dan memalingkannya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”

Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)

Ayat itu bukan sekadar penjelasan fenomena alam, melainkan undangan bagi manusia untuk berpikir, meneliti, dan memahami tanda-tanda kebesaran Allah melalui alam semesta. Sayangnya, banyak di antara kita yang membaca Al-Qur’an hanya sebagai kitab spiritual, dibaca, dihafal, dan dicari keberkahannya, namun belum dikaji sebagai sumber ilmu pengetahuan dan inspirasi peradaban.

Umat Islam di masa keemasan pernah menjadi pelopor ilmu pengetahuan. Mereka memadukan wahyu dengan akal, iman dengan riset. Tapi kini, sebagian besar kita lebih terjebak dalam ritual tanpa nalar, tradisi tanpa inovasi. Kita mengejar berkah, namun lupa bahwa berkah terbesar adalah akal yang digunakan untuk memahami ciptaan-Nya.

Sementara itu, bangsa-bangsa lain yang tidak berlandaskan wahyu justru berlari kencang dalam sains dan teknologi. Tiongkok yang bahkan dikenal sebagai negara komunis telah menembus batas teknologi modern, membangun infrastruktur yang menakjubkan dunia.

Sudah saatnya umat Islam bangkit kembali, bukan sekadar menjadi pembaca ayat-ayat langit, tetapi juga penafsir ayat-ayat bumi. Karena ilmu dan iman tidaklah bertentangan justru saling melengkapi untuk mengantarkan manusia pada kemajuan dan kemuliaan. Wallahu a’lam.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE