Danusiri : Warga Muhammadiyah Antara Shirothol Mustaqim dan Faham Dahlanisme
PWMJATENG.COM, KENDAL – Di alam dunia fana ini terbentang dua jalan yang berbeda, dan setiap manusia free to choose salah satu atas dua jalan tersebut. Dua jalan itu adalah ash shiroth al mustaqim dan ash shirot ash shaithon. Demikian dikatakan oleh Drs. H. Danusiri, M. Ag dalam pengajian subuh ceria Sabtu (4/2) di masjid Annur Kedonsari, Weleri, Kendal. Menurut ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus PWM Jateng, shirothol mustaqim adalah dinul Islam, yang telah diseru oleh Allah dan dilalui setiap pribadi muslim, “ dinul Islam sebagai pegangan hidup setiap muslim dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi syariat untuk mewujudkan masyarakat yang sebenar – benarnya “ katanya.
Dosen Unimus tersebut juga mengatakan dinul Islam adalah agama Islam sebagai produk Allah “ agama (Islam) adalah undang – undang ketuhanan bagi orang yang berakal sehat untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, untuk itu “ lanjutnya “ agama mengandung tiga unsur, undang – undang ketuhanan, bagi orang yang berakal sehat, dan untuk kebahagiaan dunia – akhirat “. ujarnya. Lelaki kelahiran Boyolali 1956 itu menilai agama dan beragama memiliki perbedaan, “ beragama adalah pelaksanaan undang – undang ketuhanan oleh manusia, agama mutlak benar, dan beragama relatif oleh banyak faktor, oleh karena itu beragama berubah – ubah “ jelas mahasiswa S3 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Program by research.
Dihadapan ratusan jamaah pengajian, ketua PDM Kota Semarang 2010 – 2015 juga mengingatkan bahwa jalan Tuhan lurus, jalan shetan ke kiri “ Keduanya sama-sama mulus, jalan Tuhan lurus, jalan syetan berbelok ke kiri. Tetapi dari sisi lain, keduanya berhimpit menjadi satu, sehingga ketika menyimpang dari jalan Tuhan dan mengambah jalan syetan, orang tidak merasa. Inilah yang paling berbahaya, mengaku Islamnya bersambung terus padahal telah terputus-putus, artinya berada di luar jalur Islam.” Ungkap Danusiri.
Selanjutnya agar ummat Islam mampu istiqomah berada di shirotol mustaqim beliau berbagi solusi kepada jamaah, “ Pahami pasal demi pasal undang-undang ketuhanan itu, lakukan sekuat dan sebisa mungkin, jangan mencari-cari pasal lain di luar undang-undang Ketuhanan (al-Qur’an dan as-Sunnah). Memperbanyak istighfar, memohon rahmat dan ridla-Nya. Hanya dengan rahmat-Nya ,orang masuk surga, bukan amal shalih. Tetapi, rahmat tidak akan diperoleh kalau tidak taat kepada-Nya. Taat kepadanya berarti beramal shalih “ ungkapnya.
Kebalikan shirotol mustaqim adalah shirotol ashaithon, yaitu jalan yang keluar dari undang – undang Tuhan, “ Orang keblinger adalah keluar dari undang-undang Tuhan dan mengambah jalan lain, apakah buatannya sendiri atau buatan agama lain, itulah jalan syetan “ tegas Danusiri.
Dibagian akhir lelaki yang beristrikan Komiyati tersebut mengingatkan warga Muhammadiyah bebas madzhab, bukan pengikut Dahlan, pendiri Muhammadiyah, “ Muhammadiyah bukan Dahlanisme. Inti keberagamaan Muhammadiyah ada pada Alqur’an dan as-Sunnah, realitas dalam sunnah menganut faham (tarjihisme), sebagai pelaksanaan sunnah karena masalah yang terdapat dalam sunnah. Sedangkan hasil akhir tarjihisme adalah menetapkan hadist yang paling rajih untuk diaktualisasikan dalam keberagamaan konkrit. Intinya, Muhammadiyah konsisten dalam shirothol mustaqim “ pungkasnya. ( A. Gofur/MPI Kendal )