Berita

Dahnil Simanjuntak : Terlalu Berlebihan Sikap Polisi Terkait Doa Bersama Untuk Rohingya di Magelang

PWMJATENG.COM, KARANGANYAR – Ketua Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah yang juga Panglima Tertinggi KOKAM (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda) Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyesalkan dan menganggap terlalu berlebihan proteksi dari aparat Kepolisian Republik Indonesia terhadap kegiatan doa bersama umat Islam untuk Rohingya yang dilaksanakan di masjid An Nur Magelang, jumat (08/09) lalu. Hal itu disampaikan oleh Anin (sapaan akrab, red) pada saat memberikan sambutan pidato kebangsaan pelantikan dan diklatsar KOKAM PCPM se-Kabupaten Karanganyar, Sabtu (09/09) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar.

“Terlalu berlebiihan memang proteksi dari polisi, saya dilarang untuk menghadiri acara itu dan kata polisi ini adalah perintas atasan dan tentunya pak polisi yang juga hadir di sini sekedar menjalankan perintah saja” seloroh Anin dihadapan hadirin yang tentunya juga ada polisi dari unsur Fokompimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Kabupaten Karanganyar yang hadir pada acara pelantikan tersebut.

Lebih jauh ketua PP Pemuda Muhammadiyah yang asli kelahiran Aceh berdarah campuran dari Batak ini menceritakan jika kehadirannya pada acara tersebut sebagai bentuk ukhuwah islamiyah dan ukuwah bashariyah. “Setelah saya melarang seluruh anggota Pemuda Muhammadiyah dan KOKAM melalui instruksi resmi saya temasuk kepada ketua PWPM Jawa Tengah mas Zainudin Ahpadi yang juga hadir ini disini, untuk tidak mengadakan aksi di Candi Borobudur. Akhirnya disepakati acara doa bersama keprihatinan untuk Rohingya dialihkan ke masjid An Nur milik pemkab Magelang. Tetapi dengan syarat para laksar islam meminta saya untuk hadir di masjid An Nur, dan saya menyanggupinya”.

Terkait alasan dirinya sebagai Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah melarang seluruh kader ikut acara di Candi Borobudur semata sebagai bentuk dakwah dengan nalar/akal dan akhlak yang baik. “Jika kita (umat islam, red.) mengadakan acara “demonstrasi” di Candi Borobudur yang merupakan symbol dari umat agama lain tentunya ini akan merusak citra islam, selain itu siapa yang menjamin tidak ada penyusup yang akan mengacaukan acara. Tentunya ini akan menjadi bahan “gorengan” untuk menyudutkan umat islam oleh mereka-mereka yang tidak senang”.

“Saya hanya tertahan di kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Magelang dan memberikan arahan kepada Pemuda Muhammadiyah dan KOKAM, karena memanga saya dilarang oleh aparat ke lokasi. Tentunya meskipun tidak sampai lokasi saya telah berusaha dan memenuhi janji untuk menghadiri acara di masjid An Nur” kata Anin yang disambut takbir KOKAM yang ada di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar.

Menurut Sigit Suroto salah satu personal KOKAM dari PDPM Karanganyar yang ikut menjemput Ketua PPPM di Bandara Adi Sumarmo dan mengawal perjalanan menuju Magelang sweeping dari petugas Kepolisian sepanjang jalur ke Magelang sangat ketat. “Hampir semua jalan bahkan jalan-jalan di kampungpun dijaga, romongan kami harus berjuang kerang mencari “jalan tikus” bahkan mobil harus meyeberangi sungai untuk bisa sampai ke Magelang dari Solo. Banyak romobongan yang tertahan atau ada juga yang terpaksa balik pulang sambil mencari masjid untuk melaksanakan shalat jumat. (MPI PDM Kra – JOe).

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE