Khazanah Islam

Bulan Safar dan Menguatnya Takhayul yang Menyesatkan

PWMJATENG.COM – Bulan Safar sering kali menjadi bulan yang penuh dengan berbagai mitos dan takhayul di kalangan masyarakat Muslim. Beberapa orang percaya bahwa bulan ini membawa sial atau malapetaka, sehingga mereka cenderung menghindari aktivitas penting seperti pernikahan atau memulai bisnis baru. Takhayul ini terus berkembang dan menjadi bagian dari budaya masyarakat, meskipun tidak ada dasar yang kuat dalam ajaran Islam yang mendukung keyakinan tersebut.

Asal Usul Takhayul pada Bulan Safar

Takhayul tentang bulan Safar sebenarnya sudah ada sejak zaman jahiliyah, jauh sebelum datangnya Islam. Pada masa itu, masyarakat Arab pra-Islam memiliki banyak kepercayaan dan praktik yang tidak berdasarkan wahyu, termasuk keyakinan bahwa bulan Safar membawa malapetaka. Setelah Islam datang, Rasulullah Saw. berusaha untuk menghapuskan keyakinan ini dan menegaskan bahwa tidak ada bulan atau hari tertentu yang membawa sial atau keberuntungan.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw. bersabda:

“Tidak ada penyakit yang menular dengan sendirinya, tidak ada kepercayaan bahwa bulan Safar membawa kesialan, dan tidak ada pula burung yang bisa menentukan nasib.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini dengan jelas menolak segala bentuk takhayul yang tidak berdasarkan ajaran Islam. Rasulullah Saw. ingin menekankan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak Allah Swt. dan bukan karena pengaruh bulan, hari, atau fenomena alam tertentu.

Baca juga, Akulturasi Budaya dalam Tradisi Saparan “Yaqawwiyu”

Takhayul merupakan keyakinan yang menyesatkan karena membawa seseorang menjauh dari tauhid, yaitu keyakinan bahwa hanya Allah Swt. yang berkuasa atas segala sesuatu. Ketika seseorang mempercayai bahwa bulan Safar membawa sial, ia secara tidak sadar telah memberikan kekuatan kepada sesuatu selain Allah, yang dapat mengakibatkan kemusyrikan. Ini sangat berbahaya bagi keimanan seorang Muslim.

Islam mengajarkan bahwa segala bentuk keyakinan atau praktik yang tidak berdasarkan pada wahyu harus dihindari. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia…” (QS. Al-Baqarah: 102)

Ayat ini menunjukkan bahwa mengikuti hal-hal yang tidak berdasar pada ajaran Allah, seperti sihir atau takhayul, adalah perbuatan yang dilarang dan dapat menyesatkan seseorang dari jalan yang benar.

Menghapus Takhayul dan Meningkatkan Keimanan

Sebagai umat Islam, penting bagi kita untuk membersihkan keyakinan dari segala bentuk takhayul yang tidak berdasar. Bulan Safar harus dipandang sama dengan bulan-bulan lainnya dalam Islam, yang semuanya adalah ciptaan Allah dan tidak memiliki kekuatan apa pun kecuali yang Allah tetapkan.

Rasulullah Saw. mengajarkan bahwa seorang Muslim harus selalu bertawakkal kepada Allah dan tidak terpengaruh oleh kepercayaan-kepercayaan yang tidak berdasar. Kita harus memperkuat keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi, baik itu rezeki, musibah, atau keberuntungan, semuanya berasal dari Allah Swt. Tidak ada yang bisa merubah nasib kecuali doa dan usaha yang ikhlas kepada Allah.

Menghapuskan takhayul juga berarti kita harus mendidik masyarakat tentang pentingnya berpikir kritis dan mempelajari ajaran Islam yang benar. Dengan meningkatkan pemahaman agama, umat Islam dapat terbebas dari belenggu takhayul yang hanya akan merugikan diri mereka sendiri.

Bulan Safar bukanlah bulan yang membawa sial atau malapetaka. Keyakinan semacam itu adalah bentuk takhayul yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Rasulullah Saw. telah dengan tegas menolak segala bentuk takhayul dan menekankan pentingnya bertawakkal hanya kepada Allah Swt. Sebagai Muslim, kita harus menjauhkan diri dari kepercayaan yang tidak berdasar dan fokus pada peningkatan keimanan serta pemahaman yang benar tentang Islam. Hanya dengan cara ini, kita dapat menjaga keimanan kita tetap murni dan terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif yang dapat menyesatkan.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE