BNPB : Masyarakat Harus Siap Untuk Selamat
Yogyakarta, 26/03/2021. Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan mengungkapkan dengan Hari Kesiapsiagaan Bencana pihaknya ingin masyarakat bisa berlatih secara mandiri tanpa disuruh, tanpa diperintah dan tanpa dibayar. “Karena sebenarnya keselamatan adalah hak setiap untuk masyarakat. Tahun ini sub temanya adalah Latihan Membuat Kita Selamat, intinya mengajak masyarakat siap untuk selamat,” katanya.
Hal tersebut disampaikan Lilik Kurniawan dalam acara “Opening HKB MDMC 2021 Jamaah Tangguh” yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan dilaksanakan secara online hari Jum’at malam, 26 Maret 2021 mulai pukul 19.30 WIB hingga selesai. Acara ini merupakan pembuka rangkaian kegiatan menyambut Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun 2021 yang jatuh tanggal 26 April mendatang.
Acara inti kegiatan tersebut diisi dengan pembentukan jamaah tangguh oleh MDMC Bengkulu bertempat di Masjid At Taqwa, PCM Sukaraja, Kabupaten Seluma, Bengkulu yang difasilitasi oleh Suryadi Jaya, Penanggung Jawab Jamaah Tangguh MDMC Bengkulu dan pemaparan materi oleh Lilik Kurniawan yang hadir secara online. Acara juga dihadiri jajaran pimpinan MDMC PP Muhammadiyah, wilayah dan daerah se-Indonesia secara online.
Lilik Kurniawan mengapresiasi rangkaian acara menyambut HKB tahun 2021 oleh MDMC. “Apresiasi dari BNPB, Muhammadiyah yang tercepat untuk mengambil inisiatif melakukan koordinasi terkait dengan HKB tahun 2021. Terima kasih untuk MDMC yang sudah cepat sekali melakukan ini,” katanya.
Selanjutnya Lilik Kurniawan menyampaikan strategi terkait dengan ancaman-ancaman bencana baik jangka panjang dan pendek. “Setelah kita tahu ancaman di sekitar kita maka perlu antisipasi jangka panjang misalnya upaya pencegahan dengan penataan ruang dan perbaikan daya dukung lingkungan, upaya mitigasi dengan penanaman vegetasi dan peningkatan kapasitas pemda serta masyarakat. Kita juga tidak boleh lupa dengan antisipasi jangka pendek, bencana-bencana yang ada di sekitar kita harus dipantau terus menerus setiap saat, setiap waktu,” imbuhnya.
Menurut Lilik Kurniawan sudah ada lembaga-lembaga seperti BMKG, PVMBG, Lapan yang memberi informasi mengenai cuaca, iklim, gunung api di sekitar kita. “Dengan informasi-informasi ini masyarakat tidak boleh diam, harus punya rencana yang kita sebut kesiapsigaan di level masyarakat. Apapun yang dilakukan, apapun teknologi yang canggih ujungnya adalah dikembalikan ke masyarakat, apabila masyarakat tidak bisa menerima, tidak terinformasi, tidak melakukan apapun maka bisa dipastikan korban akan berjatuhan banyak,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah, Budi Setiawan dalam sambutannya mengatakan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) akan bisa kekurangan makna kalau kita tidak memahami secara persis apa yang dimaksutkan dengan kesiapsiagaan bencana bahkan juga menjadi penting bagi kita memahami bencana.
“Kami dari MDMC tidak pernah bosan untuk mengajak masyarakat khususnya keluarga besar Muhammadiyah untuk memahami bencana. Seperti yang dikeluarkan oleh Majelis Tarjih PP Muhammadiyah berkaitan dengan fiqih kebencanaan adalah satu upaya memahamkan warga Muhammadiyah tentang bencana,” katanya.
Budi Setiawan menambahkan bahwa jika kita siap dalam menghadapi bencana maka berbagai kejadian fenomena alam tidak akan menjadi bencana. “Maka MDMC yang merupakan bagian terdepan dari kegiatan penanggulangan bencana di Indonesia harus melakukan kesiapan penanggulangan bencana justru sejak mengikuti hari kesiapsiagaan ini,” ujarnya.
Menurut Budi Setiawan peringatan potensi terjadinya bencana sudah sering dijelaskan oleh lembaga-lembaga yang berkompeten memberikan peringatan. “Mestinya peringatan itu kita olah menjadi satu rencana aksi, menjadi satu rencana operasi sehingga ketika memang terjadi apa yang diperingatkan akan banyak yang kita lakukan. Menjadi penting bagaimana kita mengolah peringatan itu menjadi kesiapsiagaan kita,” pungkasnya. (Tim Media MDMC).