Bersyukur dan Bangga Ber-Tapak Suci: Renungan Milad ke-61 Tahun
Bersyukur dan Bangga Ber-Tapak Suci: Renungan Milad ke-61 Tahun
Oleh : Suprapto (Ketua Pimda 070 Kabupaten Kendal)
PWMJATENG.COM – Sejak di dirikannya 61 tahun lalu di Yogyakarta pada 31 Juli 1963, Tapak Suci Putera Muhammadiyah, dengan Ketua Umumnya yang pertama adalah Pendekar Muhammad Barie Irsyad, sampai Ketua Umum saat ini yakni Pendekar Muhammad Afnan Hadi Kusumo, Perguruan Tapak Suci menjadi wadah para pesilat, yang keberadaannya wajib disyukuri dan dibanggakan oleh setiap anggotanya. Mengapa? Bukan hanya karena Tapak Suci merupakan satu dari 10 (sepuluh) perguruan pencak silat historis di Indonesia. Bukan hanya karena Tapak Suci sudah teruji kiprahnya di arena olahraga pencak silat, dari masa-kemasa. Bukan hanya karena atlet-atlet pesilat Tapak Suci selalu membawa pulang medali pada event-event nasional dan internasional sebagai sumbangsihnya pada bangsa dan negara. Para pesilat nasional, sebut saja legenda pencak silat seperti Abas Akbar, Indro Catur Haryono, Ronny Syaifullah, Iqbal Candra dan masih banyak lagi atlet kebanggaan Indonesia yang bermunculan dari para kader dan pendekar Tapak Suci. Bukan hanya karena Tapak Suci dengan seragam merah-merahnya telah tumbuh dan menyebar di seluruh Indonesia bahkan dunia.
Namun, lebih dari itu semua, setiap anggota Tapak Suci wajib bersyukur kepada Allah dan bangga, bahwa Tapak Suci adalah perguruan pencak silat yang mengajarkan kepada anggotanya untuk menjaga akidah, menjunjung tinggi akhlak serta nilai-nilai Islam. Tapak Suci konsisten pada tujuannya, yakni memelihara kemurnian pencak sitat sebagai seni bela diri Indonesia yang sesuai dan tidak menyimpang dari ajaran Islam sebagai budaya bangsa yang luhur dan bermoral.
Sebagai perguruan pencak silat yang menjunjung tinggi dan menerapkan nilai-nilai Islam, Tapak Suci terbukti minim dengan berita-berita miring. Tapak Suci sanggup mempersaudarakan anggotanya tanpa memusuhi yang lain. Memenangkan dengan tetap menghormati dan merangkul semua lawannya. Siap berkolaborasi, berlatih, dan belajar dengan siapapun untuk mencapai prestasi terbaik. Pesilat Tapak Suci adalah insan yang mudah diajak bergaul, suka bersahabat, menjauhi perselisihan dan permusuhan.
Para pesilat Tapak Suci adalah mereka yang sejak usia dini sudah terdoktrin bahwa untuk mendapatkan kekuatan mereka haruslah beriman dan berakhlak. “Dengan iman dan akhlaq saya menjadi kuat, tanpa iman dan akhlaq saya menjadi lemah”. Doktrin ini terus melekat dalam alam bawah sadar para pesilat Tapak Suci, mulai dari tingkatan siswa, kader, sampai dengan pendekar. Seorang atlet Tapak Suci, ketika berpretasi, bukan dia menjadi jumawa dan sombong, namun bahwa iman, akhlak dan adabnya semakin tinggi. Ibadah kepada Allah semakin berkualitas. Kepada orang tua semakin hormat, dan kepada teman semakin bersahabat.
Baca juga, Penafsiran Ayat Tentang Jihad dalam Konteks Kontemporer
Namun, ibarat pepatah tiada gading yang tak retak, demikian pula Tapak Suci sebagai sebuah organisasi. Meski sudah banyak sekali pencapaian yang telah diraih oleh Tapak Suci, segenap pimpinan dan kader-kader Tapak Suci harus tetap selalu berbenah. Pada moment Milad Tapak Suci ke-61, sudah saatnya Tapak Suci mengevaluasi kembali, sejauh mana organisasi Tapak Suci bisa memberikan wadah bagi setiap potensi yang dimiliki oleh kader-kadernya.
Sebagai organisasi besar, di masa yang akan datang, Tapak Suci akan membutuhkan kader-kader yang tidak saja cakap dalam hal pelatihan dan pembinaan prestasi seperti saat ini, namun juga dibutuhkan para kader yang dapat mengelola organisasi secara modern. Dibutuhkan kader-kader yang mengerti dan peduli pada manajerial, mengingat Tapak Suci adalah organisasi struktural yang harus menghadapi problematika pengelolaan dari pusat hingga cabang. Pimpinan Tapak Suci diharapkan semakin giat mendorong peningkatan kualitas dan jenjang pendidikan para kader, dengan rekomendasi beasiswa pendidikan, khususnya bagi para kader yang kurang mampu.
Di bidang pembinaan akidah dan akhlak, diharapkan dimasa depan akan semakin banyak siswa dan kader penghafal-penghafal Qur’an. Di bidang dakwah akan semakin banyak ahli-ahli bahasa, dan dai-dai Muhammadiyah yang sanggup menyuarakan syiar Islam dari atas mimbar. Tapak Suci juga perlu membina kader-kader yang memiliki minat pada bidang kewirausahaan, dan oleh sebab itu perlu ada program pemberdayaan kader. Para kader pengusaha harus disiapkan, agar dimasa depan memiliki fondasi dan kemampuan ekonomi yang kuat. Tapak Suci juga perlu memiliki amal usaha yang mampu menopang operasional organisasi, sehingga bisa mandiri secara finansial. Planing ini harus mulai disiapkan mulai saat ini, mengingat tantangan ke depan tidak semakin mudah. Selamat Milad Tapak Suci ke-61, Lestarikan Tradisi, menuju Prestasi Dunia. Prestasiku Dakwahku
Editor : M Taufiq Ulinuha