BeritaPWM Jateng

Bendahara PWM Jateng Sofyan Anif Berharap Lazismu Terus Berinovasi dalam Fundrising yang Kreatif dan Adaptif

PPWMJATENG.COM, Blora – Pembukaan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Lazismu Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah menjadi momentum penting dalam refleksi gerakan filantropi Islam di Indonesia. Bendahara PWM Jawa Tengah, Sofyan Anif, menegaskan bahwa Muhammadiyah saat ini telah memasuki 14 dari 17 indikator Sustainable Development Goals (SDG’s). Menurutnya, capaian ini menunjukkan bagaimana organisasi Islam modern ini mampu menghadirkan kontribusi nyata dalam bidang kemanusiaan, pendidikan, kesehatan, lingkungan, hingga pemberdayaan perempuan, Sabtu (13/9/25).

Sofyan menjelaskan bahwa apa yang telah dikerjakan oleh Muhammadiyah dapat dikatakan hampir sempurna. Tinggal melengkapi indikator yang belum terpenuhi agar seluruh tujuan pembangunan berkelanjutan dapat diimplementasikan secara menyeluruh. Ia menilai, langkah ini bukan sekadar mengikuti agenda global, melainkan bagian dari komitmen dakwah amar makruf nahi mungkar yang menyejahterakan kehidupan masyarakat luas.

Dalam kesempatan tersebut, Sofyan menegaskan bahwa Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) akan terus berinovasi melalui program-program penghimpunan dana yang kreatif dan adaptif. Ia menekankan pentingnya memperluas jaringan fundraising agar kebermanfaatan yang dihasilkan dapat dirasakan lebih luas, baik di dalam negeri maupun lintas negara.

Salah satu program unggulan yang ia soroti adalah RendangMu. Produk olahan daging ini diposisikan bukan hanya sebagai makanan siap saji, tetapi juga sebagai instrumen kemanusiaan. RendangMu telah disalurkan ke berbagai wilayah terdampak bencana di Indonesia, bahkan menembus daerah terluar. Lebih jauh lagi, bantuan tersebut juga sampai ke wilayah konflik seperti Palestina. Menurut Sofyan, keberadaan program ini menjadi bukti nyata bahwa Muhammadiyah melalui Lazismu tidak hanya memikirkan lingkup lokal, melainkan juga mengusung misi kemanusiaan global.

Ia menegaskan bahwa gerakan kemanusiaan Muhammadiyah memiliki dasar spiritual yang kuat. Dalam pandangannya, seluruh kerja-kerja sosial dan filantropi harus berpijak pada nilai Al-Qur’an dan Sunnah. Ia mengutip firman Allah dalam Surah Al-Qashash ayat 77:

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْاَرْضِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Baca juga, Wakil Ketua PWM Jateng Wahyudi: Rasulullah Adalah Figur Sempurna untuk Dijadikan Teladan

Selain itu, ia juga menukil hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ahmad:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”

Kedua dalil tersebut, menurut Sofyan, menjadi pijakan ideologis sekaligus motivasi spiritual dalam setiap langkah Lazismu. Baginya, orientasi filantropi Muhammadiyah tidak berhenti pada angka penghimpunan atau jumlah program, melainkan pada seberapa besar manfaat yang dirasakan masyarakat.

Pencapaian Muhammadiyah dalam 14 indikator SDG’s menjadi refleksi peran strategis organisasi keagamaan dalam pembangunan berkelanjutan. Beberapa sektor yang digarap Muhammadiyah sudah lama sejalan dengan tujuan global. Misalnya, bidang pendidikan melalui jaringan sekolah, madrasah, hingga perguruan tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia. Bidang kesehatan juga telah dikembangkan dengan keberadaan ratusan rumah sakit dan klinik Muhammadiyah yang melayani masyarakat tanpa diskriminasi.

Di sisi lain, keterlibatan Muhammadiyah dalam isu lingkungan dan kesetaraan gender juga patut diapresiasi. Melalui amal usaha dan lembaga otonom, Muhammadiyah mendorong terciptanya kesadaran ekologi dan peningkatan peran perempuan dalam kepemimpinan maupun pengambilan keputusan. Hal ini memperkuat posisi Muhammadiyah sebagai kekuatan sipil yang mampu menjadi mitra strategis negara sekaligus bagian dari jejaring global.

Dalam penutupannya, Sofyan menyampaikan harapan agar Lazismu terus meningkatkan perannya dalam memberikan manfaat bagi masyarakat. Ia menekankan bahwa filantropi Islam harus menjadi jalan untuk menguatkan solidaritas, memperluas keadilan sosial, serta membangun kemandirian umat.

Baginya, Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk menghadirkan wajah Islam yang rahmatan lil ‘alamin, yakni Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Hal ini tidak hanya ditunjukkan melalui wacana, tetapi melalui aksi nyata di lapangan. Dengan semangat inovasi dan dasar spiritual yang kuat, Lazismu diharapkan mampu memperluas kiprah hingga level internasional.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE