Belajar Mengenal Ketua PRM Troketon dari Masa ke Masa
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – Judul di atas merupakan pengingat bagi kita semua sebagai generasi yang hidup di zaman saat ini akan pentingnya mempelajari, menggali lebih mendalam, atau menziarahi peristiwa yang pernah terjadi pada masa lampau.
Menjadi tugas yang berat dan agung dalam mengenal para tokoh atau pemimpin Persyarikatan Muhammadiyah tingkat ranting, atau di akar rumput, agar kita tidak kehilangan akar sejarah. Dari situlah penulis mencoba menggali dan mencari informasi mengenai tokoh-tokoh pendiri dan yang pernah menjabat Ketua PRM Troketon mulai dari tahun 1960 sampai 2023. Berikut adalah daftar ketua-ketua PRM Troketon dari masa ke masa:
- H. Abdul Basar, BA menjabat pada tahun 1960-1975.
- H. Sukirdi, BA menjabat pada tahun 1975-1981.
- H. Hadi Winangun menjabat pada tahun 1981-1986.
- Mujiman menjabat pada tahun 1986-1991.
- H. Djumadi, BA menjabat pada tahun 1991-1995.
- Drs. H. Waluyo Raharjo menjabat pada tahun 1995-2000.
- Warsono, S.Ag. menjabat pada tahun 2000-2001 dan 2001-2010.
- H. Sutono, S.Pd. menjabat pada tahun 2010-2011.
- Drs. H. Marsono, M.Pd. menjabat pada tahun 2011-2016.
- Rumini (Rumini Zulfikar) menjabat pada tahun 2016-2023.
Baca juga, Mengapa Paham Salafi Mudah Masuk di Muhammadiyah?
Itulah sekilas informasi para Ketua PRM Troketon dari masa ke masa, mulai dari tahun 1960 hingga 2023. Para tokoh ini adalah penggerak dan pelopor gerakan dalam rangka menegakkan dan membumikan agama Islam melalui wadah persyarikatan Muhammadiyah.
Dengan mempelajari sejarah, kita diajak untuk menyelami masa lalu seolah-olah kita hidup di masa itu. Ini penting karena selain sebagai wahana literasi, juga sebagai cara untuk mendokumentasikan sejarah sehingga memiliki pegangan, pedoman, dan arahan yang jelas. Hal ini juga berfungsi sebagai pemantik untuk melanjutkan dan menyempurnakan apa yang telah ditorehkan oleh para pendahulu kita dengan tinta emas sejarah perjuangan mereka.
Banyak generasi saat ini yang kehilangan jati diri sebagai umat Islam dan anak bangsa dalam kehidupan sehari-hari karena kita kurang memperhatikan nilai-nilai luhur yang diajarkan oleh orang tua dan tokoh-tokoh teladan. Akibatnya, kita berjalan tanpa arah yang jelas, tidak memiliki spion untuk melihat ke belakang, atau atsar (jejak) yang telah menjadi warisan agung dan mulia.
Editor : M Taufiq Ulinuha
