Kolom

Bekal Hari Esok untuk Mahasiswa

Saat ini kebanyakan mahasiswa lebih memilih untuk hanya terfokus pada perkuliahannya, tanpa mencoba untuk mencari pengetahuan di luar bidang studinya. Padahal lebih dari itu, tugas mahasiswa sesungguhnya tak hanya berkutat pada pembelajaran di dalam ruang kelas semata. Kelak setelah lulus dari perguruan tinggi, mahasiswa akan menghadapi dunia kerja. Terdapat banyak keterampilan yang perlu ia raih sebagai bekal mempersiapkan diri pada tuntutan dunia kerja kelak di kemudian hari.

Di era digital ini di abad ke 21 ini terdapat mobilitas dalam peningkatan profesionalitas kinerja. Berdasarkan dari penelitian (Arnata & Surjosepuo, 2014) mengungkapkan bahwa di Harvard University Amerika Serikat, telah menyatakan hasilnya mengenai prakira 20% kesuksesan seorang manusia diperkirakan berasal dari intelegensia, yaitu kemampuan dalam belajar serta memahami. Sementara itu, 80% sisanya berasal dari kemampuan untuk memahami diri sendiri dan berinteraksi dengan orang lain. Harapannya lulusan sarjana tidak hanya berbekal kemampuan teknis saja, melainkan harus melengkapi diri dengan adanya intrapersonal yang relevan agar komunikasi dapat terjalin efektif dalam penerapannya di dunia kerja. Kemampuan dalam menerapkan keterampilan intrapersonal sangat penting di tempat kerja.

Keterampilan intrapersonal dalam hal ini dapat kita sebut dengan softskills. Untuk dapat survive dalam keseharian kerja nantinya, tak hanya cukup dengan pengetahuan keilmuan saja, namun di dunia kerja nanti perlu kreativitas individu dan keterampilan sosial; dalam hal ini adalah softskills. Salah satu keterampilan yang sangat dibutuhkan saat di dunia kerja adalah softskills berupa perilaku yang terorganisir. Dalam bekerja nanti, keterorganisiran ini memiliki pengaruh yang cukup besar dalam kinerja seseorang sesuai pada jalurnya. Softskills berupa sikap terorganisir, leadership (kepemimpinan), team work (kerjasama tim), communication skill (kemampuan komunikasi), problem solving (managemen konflik), networking (memperluas jaringan, dan lain sebagainya akan menunjang hasil kerja yang optimal.

*

Dalam hal ini perguruan tinggi sebagai lingkup lembaga pendidikan turut memegang peranan penting dalam perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM), utamanya dari lulusan dan alumni mahasiswa-mahasiswa yang akan terjun di dunia kerja kelak. Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 5 a dan b, disebutkan bahwa pendidikan tinggi bertujuan :

a. Berkembangnya potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten dan berbudaya untuk kepentingan bangsa;

b. Dihasilkannya lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing. Padahal umumnya hampir seluruh perguruan tinggi sendiri, pasti banyak menyajikan berbagai organisasi kemahasiswaan serta beragam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM);  yang diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan diri dalam bertujuan untuk mengembangkan keterampilan softskills.

Sesuai dengan yang tertera pada pasal 5 Kepmendikbud No. 155/U/1998 bahwa fungsi organisasi kemahasiswaan merupakan sarana pengembangan akademik dan pengembangan diri. Di sini para mahasiswa dapat leluasa memilih organisasi dan unit kegiatan mahasiswa yang selaras dengan minat bakatnya. Dengan bergabung pada organisasi yang sesuai passionnya, mahasiswa dapat lebih mengembangkan keterampilan dan tidak terbebani untuk menjalankan aktivitasnya.

*

Terdapat beberapa faktor yang memiliki pengaruh dalam mahasiswa untuk memutuskan bergabung dalam suatu organisasi, berupa faktor internal (dari dalam) dan faktor eksternal (dari luar). Faktor internal yang mempengaruhi mahasiswa dalam hal ini adalah minat, bakat, serta persepsi mahasiswa itu sendiri. Sedangkan pada faktor eksternal lebih dipengaruhi oleh lingkup keluarga, lingkungan mahasiswa, serta masyarakat disekitarnya. Dalam hal ini faktor internal yang besar pengaruhnya terhadap keinginan berorganisasi yaitu minat mahasiswa untuk dapat aktif berkegiatan dalam organisasi tersebut, dengan tujuan untuk mengembangkan bakat yang telah mereka miliki. Di sisi lain faktor eksternal yang amat berpengaruh pada hal ini adalah faktor dari lingkungan kampus, yaitu adanya waktu longgar pada mahasiswa dalam menjalani masa perkuliahannya.

Ada beberapa manfaat yang patut mahasiswa perhitungkan, yang mana akan ia peroleh setelah bergabung dalam suatu organisasi intra kampus. Dengan mengikuti suatu organisasi mahasiswa dapat menambah wawasan sosialnya; membentuk kepribadian; mendapat pengalaman baru; melatih keberanian dan percaya diri; belajar memecahkan masalah; memperoleh softskills serta menambah relasi. Dalam organisasi, mahasiswa juga dapat berlatih untuk berpegang pada komitmen dan menunjukkan keseriusan pada tugas yang ia emban.

Sayangnya hal ini kerap kali luput dari perhatian para mahasiswa. Mereka tak jarang hanya menganggap universitas tak lain sebagai sarana penimba keilmuan atau lebih parahnya sebagai tempat mengambil gelar semata. Kesibukan dalam perkuliahan juga sering kali menjadi kambing hitam untuk tidak mencoba mengembangkan kemampuan softskills ini. Mereka beranggapan tugas yang banyak menumpuk dalam perkuliahan sudah cukup untuk menjadi beban yang memberati pundak. Maka kebanyakan dari mereka lebih memilih menghabiskan waktu untuk istirahat maupun liburan setelah digelayuti beban kuliah. Seringkali mahasiswa hanya menjadi mahasiswa “kupu-kupu” yang kegiatan perkuliahannya hanya berputar pada aktivitas  kuliah lalu pulang.

*

Masa pandemi menjadikan para mahasiswa semakin enggan untuk berorganisasi. Sebagian mahasiswa cenderung malas untuk berbabung dengan organisasi mahasiswa maupun UKM. Hal ini sebagaian besar diakibatkan karena adanya himbauan dari pemerintah dan pimpinan kampus agar seluruh kegiatan organisasi kemahasiswaan dialihkan secara daring. Adapun kegiatan daring menjadikan mahasiswa merasa tidak lagi mendapatkan feel yang sama dengan pada saat kegiatan berlangsung secara tatap muka.

Padahal para pengurus organisasi maupun UKM tersebut telah berupaya sebaik mungkin menciptakan media menarik yang sesuai untuk melatih keterampilan. Meski begitu kabar baiknya, beberapa kampus di Indonesia sudah mulai mewacanakan perkuliahan secara tatap muka langsung. Hal ini berarti dari pihak organisasi maupun ukm memanfaatkan dan mencari celah seoptimal mungkin untuk melaksanakan rangkaian kegiatannya secara luring. Harapannya akan ada dampak positif bagi mahasiswa, agar tergerak hatinya untuk meramaikan lagi organisasi dan ukm-ukm sebagai media perkembangan softskillnya serta menjaga tali kebersamaan dan relasi yang bermanfaat.

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE