
PWMJATENG.COM, Surakarta – Puluhan mahasiswa asing memadati kantor Biro Kerja Sama dan Urusan Internasional (BKUI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Jumat (7/3) siang. Mereka berkumpul untuk menerima paket sembako hasil kerja sama antara BKUI UMS dan Lazismu UMS.
Staf Student Mobility and Hospitality BKUI, Indriani, mengungkapkan bahwa program ini telah berjalan selama tiga bulan terakhir.
“Kami bekerja sama dengan Lazismu UMS. Awalnya, ini merupakan inisiatif dari Pak Andy Dwi Bawono (Kepala BKUI UMS) pada akhir tahun lalu,” ujar Indriani.
Ketua Badan Pengurus Lazismu UMS, Mahasri Shobahiya, menjelaskan bahwa program ini merupakan wujud kepedulian UMS terhadap mahasiswa asing.
“Tujuannya untuk membantu mahasiswa asing dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti biaya hidup dan akomodasi,” kata Mahasri.
Mahasri menambahkan bahwa program ini sudah berjalan sejak November 2024 dan direncanakan berlangsung hingga tiga bulan ke depan.
Paket sembako yang disalurkan berisi 5 kilogram beras, satu cup minyak goreng, dua bungkus mi instan, teh, gula pasir, dan susu kental manis. Selain itu, Lazismu UMS juga memanfaatkan beras hasil sumbangan dari dosen dan tenaga kependidikan UMS.
Baca juga, Keutamaan Sahur: Sumber Keberkahan dan Kunci Energi Puasa
“Kami menyalurkan beras untuk masing-masing mahasiswa asing dengan memanfaatkan donasi dari civitas akademika UMS,” imbuh Mahasri.
Bantuan tersebut diberikan kepada lebih dari 40 mahasiswa asing dari berbagai negara. Jika program ini masih dibutuhkan, Lazismu UMS siap mempertimbangkan kelanjutannya.

“Kalau memang masih diperlukan, kami akan melihat kemungkinan untuk meneruskannya,” jelas Mahasri.
Salah satu penerima bantuan, Yasir Ali, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diberikan.
“Ini seperti hadiah dari UMS. Mereka memahami bahwa kami berasal dari berbagai negara dan harus memasak makanan khas kami sendiri,” ujar mahasiswa Magister Teknik Kimia itu.
Ia menambahkan bahwa bantuan ini datang di saat yang tepat, yaitu menjelang bulan Ramadan. Berpuasa di Indonesia pun tidak menjadi tantangan baginya.
“Di Pakistan dan Indonesia sama-sama mudah menemukan makanan halal, jadi tidak ada kesulitan berarti,” tandas Yasir.
Kontributor : Gede
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha