Ayame Endoy Berbagi Ilmu di SMA Muhammadiyah I Wonosobo
PWMJATENG.COM, WONOSOBO – Sebagai sekolah swasta terbesar di kabupaten Wonosobo, SMA Muhammadiyah I tidak henti-hentinya terus berinovasi dan update informasi, berbagai kerja sama baik local maupun internasional terus dilakukan sebagai wujud tanggung jawab kepada anak didik dan juga amanah persyarikatan.
Hari Senin (20 Februari 2017) lalu, SMA Muhammadiyah I Wonosobo kedatangan tamu istimewa dari negeri sakura, Ayame Endoy seorang relawan pendidikan yang menyempatkan diri dan waktunya khusus untuk mengunjungi SMA Unggulan tersebut.
Selain dalam rangka berbagi sedikit ilmu, ia juga menyampaikan banyak hal terkait kemajuan pendidikan di negeri Jepang, budaya dan karakter pelajar antara lain budaya Jalan kaki , Jiwa survival, kemandirian dan lain sebagainya.
Ketika ditanya kesan pertama masuk ke halaman sekolah ini, ia mangatakan bahwa sangat kaget dan surprise dengan sambutan ana-anak, berbeda sekali dengan anak-anak sekolah disana dimana siswa disini sangat attraktif dan luar biasa bergembira , rasa ingin taunya besar sehingga ia merasa kewalahan saat menjawab berbagai pertanyaan.
Ditemui redakdi MUHAMMADIYAH.OR.ID di sela-sela mengajar ia menyampaikan bahwa, kedatangannya ke Indonesia langsung menuju Wonosobo setelah sebelumnya transit di Semarang. Dan yang paling menarik untuk ditindak lanjuti segenap Civitas Academika SMA Muhammadiyah adalah bahwa ia sangat tertarik untuk mengenal lebih jauh tentang Islam dimana selama ini ia belajar agama ini hanya dari literature dan hasil diskusi dengan beberapa kawan di negerinya.
“ Saya tau Indonesia adalah negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam, jadi kalau saya kesini sepertinya adalah tempat yang pas untuk saya mengenal dan belajar agama ini.” Lanjutnya.
Selama beberapa hari kedepan ia akan bersama siswa siswi SMA Muhammadiyah di kegiatan KBM dikelas, mengajarkan tentang Shodo yaitu seni menulis huruf Jepang dengan gaya tertentu, misalnya dengan tebal dan tipisnya garis dan terpenting adalah keingin tahuan mengenal islam bisa ia salurkan.
MUHAMMADIYAH.OR.ID juga berkesempatan melihat dan wawancara langsung bagaimana cara menyediakan dan minum teh dalam upacara minum teh ala jepang yang disebut chanoyu atau Chato,sado saat wawancara di ruang kepala sekolah, meskipun uacara tersebut saat ini sudah jarang dilakukan oleh anak-anak muda.
“ Ini kesempatan yang langka dan harus dimanfaatkan betul oleh anak-anak dan dewan guru, selain belajar bahasa Jepang dengan native speaker, juga sebagai moment mengenalkan Islam dan persyarikatan, semoga hidayah dapat ia dapatkan di sini,” Zulfan Setyanto selaku kepala sekolah menuturkan.
(ARO-MPI)