Amaliyatu at-Tadris: Mencetak al-Mu’allim al-Haqiqi
PWMJATENG.COM, Tegal – Pondok Pesantren Muhammadiyah Ahmad Dahlan Kab. Tegal (PPAD) melaksanakan rentetan program pengkaderan untuk para santrinya. Beberapa program di antaranya meliputi aspek keilmuan, keIslaman, kemasyarakatan dan keMuhammadiyahan. Salah satu program kaderisasi santri yakni penyelenggaraan Amaliyatu at-Tadris al-Awwaliyah untuk para santri, Senin (9/1/2023).
Agenda ini dilaksanakan oleh Bagian Akademik al-Ustadz Ryan Khairurrijal, S.Pd.I., kemudian bertugas menjadi ketua panitia adalah al-Ustadz Dhi’fa Aulia Rahman, S.E salah satu pengasuh PPAD serta dibimbing oleh pembimbing Amaliyatu at-Tadris.
Yang berdiri sebagai Mudarris al-Mitsaliy dalam Amaliyatu at-Tadris al-Awwaliyah perdana ini adalah Astyra Gita Kinanti siswi akhir PPAD Courteous Generation 2023. Tujuan pelaksanaan amaliyah percontohan ini adalah sebagai gambaran para siswa-siswi lainnya bagaimana berdiri sebagai Mudarris dalam Tarbiyah Amaliyah secara langsung.
Lebih dari itu, kegiatan ini sebagai langkah PPAD untuk mendidik para santrinya untuk menjadi guru-guru berkualitas kelak ketika lulus, melalui peran sebagai guru mereka dapat melaksanakan 4 wasiat pondok kepada santrinya, yaitu menjadi kader persyarikatan, kader ulama, kader umat dan kader bangsa.
Baca juga, KH. Tafsir : Perbedaan Muhammadiyah dan NU Perlu Disikapi dengan Bijak
Amaliyatu at-Tadris ini adalah salah satu upaya untuk mewujudkan itu semua, melatih, mengevaluasi dan mencetak kader-kader yang mumpuni dalam dunia pendidikan. Harapannya, ketika lulus nanti para santri dapat memainkan perannya di masyarakat sebagai Mu’allim al-Haqiqi yaitu yang tidak malu membina masyarakatnya melaui musala-musala, TPA, atau pengajian-pengajian secara umum.
Secara khusus, para santri PPAD ketika lulus nanti mampu menghidupi persyarikatan Muhammadiyah di ranah ranting, cabang, daerah, wilayah bahkan pusat di masa depan kelak, melalui perannya sebagai seorang Mu’allim.
Sebagai penutup, mensitir sebuah pernyataan ‘’Kalau tidak ada guru di dunia ini, maka tidak ada profesi apapun”.
Kontributor : Alvin Qodri Lazuardy (Jurnalis Darwisyi)
Editor : Redaksi