Allah Sangat Senang Melihat Umatnya yang Bertobat
Allah Sangat Senang Melihat Umatnya yang Bertobat
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – Judul ini menjadi pelajaran berharga bagi penulis setelah membaca buku karya Cak Fuad, saudara dari Mbah Nun (Emha Ainun Nadjib). Dengan bahasa sederhana yang mudah dipahami, buku tersebut memberikan gambaran perilaku umat yang tersesat dan melakukan dosa, namun Allah sangat senang ketika hamba-Nya bertobat.
Kehidupan manusia memang unik dan penuh kejutan. Kadang, manusia menempuh jalan yang sesat, meskipun sebenarnya tahu. Namun, jika Allah memberikan karunia-Nya, umat tersebut akan menjadi yang dicintai-Nya.
Suatu ketika, saat penulis hendak masuk masjid, penulis menyapa seorang bapak muda yang dikaruniai dua anak. Berikut percakapan kami:
Penulis (Gus Zul): “Pripun mas kabare? Sehat?”
Bapak Muda: “Alhamdulillah, sehat pak. Niki masa pemulihan, pak. Saya sedih karena anak-anak sudah besar, tapi saya belum bisa bekerja.”
Penulis (Gus Zul): “Sabar mas, Allah Maha Adil dan Maha Pengasih terhadap umat-Nya yang bertaubat. Yang penting kejadian kemarin jangan diulangi lagi, kasihan anak dan istrimu.”
Bapak Muda: “Njih, pak,” jawabnya dengan mata berkaca-kaca.
Penulis (Gus Zul): “Monggo mas, masuk ke masjid.”
Bapak Muda: “Njih, pak.”
Inilah salah satu potret kehidupan manusia. Dalam perjalanannya, manusia sering melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama maupun norma masyarakat. Hal ini sering terjadi karena manusia jauh dari nilai-nilai agama, sehingga memengaruhi aspek ruhani dan jasmani mereka, yang pada akhirnya tertutup dari hidayah Allah.
Jika hati seseorang terkunci, maka akan sulit baginya untuk menerima kebenaran. Hal ini dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah ayat 7, yang menggambarkan orang-orang yang hatinya terkunci:
خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْۗ وَعَلٰٓى اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ
Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka. Pada penglihatan mereka ada penutup, dan bagi mereka azab yang sangat berat.
Hikmah yang Dapat Diambil
Pertama, jika hati manusia kotor, ia akan sulit menerima kebenaran karena dikuasai oleh nafsu yang dipengaruhi setan. Kedua, pendengarannya akan sulit menerima nasihat, karena tertutup oleh gelombang energi negatif. Akibatnya, meskipun kebenaran diulang-ulang, ia tetap tidak mampu melihatnya.
Baca juga,
Hal ini menyebabkan seseorang melakukan perbuatan dosa seperti minum khamr, berjudi, mabuk, zina, dan korupsi. Perbuatan-perbuatan ini pasti mendapatkan balasan dari Allah.
Karunia Hidayah Milik Allah
Dalam perjalanan hidupnya, manusia akan menyadari apa yang telah dilakukannya. Banyak cara Allah memberikan hidayah, bisa melalui musibah, cobaan, atau kondisi yang membuat seseorang sadar. Terkadang, seseorang akan menyadari dosa-dosanya setelah melakukan muhasabah dan menyadari bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa tersebut.
Allah sangat senang ketika hamba-Nya bertaubat dengan tulus. Taubat yang tulus menunjukkan bahwa seseorang benar-benar menyadari kesalahannya dan bersungguh-sungguh ingin berubah.
Tiga Kunci Utama Tobat
Bagi seseorang yang benar-benar ingin bertaubat, ada tiga kunci utama yang harus dipegang teguh:
- Tobat yang Tulus: Seseorang harus bertobat dengan sepenuh hati dan niat yang tulus.
- Mempelajari Al-Qur’an dengan Baik: Penghayatan terhadap Al-Qur’an harus dilakukan dengan serius, memahami maksud dari setiap ayat.
- Mengamalkan Al-Qur’an dalam Kehidupan: Setelah mempelajari Al-Qur’an, seseorang harus mampu mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari.
Jika ketiga kunci ini dilakukan, Allah akan membuka pintu pengampunan-Nya selebar-lebarnya. Banyak kisah sahabat Nabi yang dulunya memusuhi Nabi, namun setelah mendapatkan hidayah, mereka menjadi hamba yang dicintai Allah.
Setiap manusia memiliki kesempatan untuk bertobat. Jangan sia-siakan kesempatan tersebut dan jangan menundanya. Kesempatan untuk mendapatkan ampunan Allah tidak selalu datang dua kali. Maka, segeralah bertobat dan mohon ampunan kepada-Nya sebelum terlambat.
Editor : M Taufiq Ulinuha