‘Aisyiyah Mantapkan Langkah Dakwah Kesehatan di Sulawesi, Bahas Penguatan Organisasi hingga Pendirian Klinik Baru

PWMJATENG.COM, Makassar – Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah menggelar Rapat Konsolidasi Nasional Regional Sulawesi Batch V bertema “Penguatan Kepemimpinan untuk Percepatan Dakwah Kesehatan ‘Aisyiyah.” Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 25–26 Oktober 2025, di Balai Sidang Universitas Muhammadiyah Makassar dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Sulawesi Selatan.
Rapat tersebut diikuti pengurus Majelis Kesehatan ‘Aisyiyah dari enam provinsi di Sulawesi, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, dan Gorontalo. Tujuannya untuk memperkuat sinergi, memperjelas arah gerak, serta menyatukan langkah dalam dakwah kesehatan di wilayah Sulawesi.
Menurut Nurhira Abdul Kadir, Ketua Divisi Pelayanan Kesehatan Majelis Kesehatan PWA Sulawesi Selatan, kegiatan itu menjadi sarana penting untuk memperkuat kerja sama dan berbagi pengalaman antarwilayah. “Rapat ini bukan sekadar ajang laporan, tetapi juga wadah untuk memperkuat kepemimpinan dan merancang kolaborasi agar dakwah kesehatan ‘Aisyiyah semakin berdampak luas,” ujarnya yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Dokter UIN Alauddin Makassar.
Pada hari kedua, setelah pemaparan dari tim PP ‘Aisyiyah, peserta dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama membahas penguatan organisasi, kelompok kedua menyoroti pemberdayaan masyarakat, sementara kelompok ketiga fokus pada pelayanan kesehatan. Kelompok terakhir dipandu oleh Arlina Dewi, Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)
Dalam sesi kelompok pelayanan kesehatan, setiap wilayah memaparkan perkembangan fasilitas kesehatan ‘Aisyiyah di daerah masing-masing. Sulawesi Selatan melaporkan memiliki tujuh fasilitas layanan kesehatan, dua di antaranya telah berstatus akreditasi paripurna. Adapun Sulawesi Barat mengisahkan bahwa mereka pernah memiliki satu klinik di Mamuju, namun bangunan tersebut hancur akibat gempa pada 15 Januari 2021. Bencana itu juga menewaskan Adriani Kadir, dokter penanggung jawab utama sekaligus Ketua MPKU PWM Sulbar.

Pasca-gempa, Sulawesi Barat belum memiliki klinik baru. Namun, ada rencana membuka apotek di Majene sebagai langkah awal menghidupkan kembali layanan kesehatan ‘Aisyiyah di daerah tersebut. Sementara itu, Sulawesi Tenggara berencana mendirikan tiga klinik baru di Muna, Kendari, dan Buton yang kini masih dalam tahap penjajakan.
Kegiatan pelayanan kesehatan ‘Aisyiyah, menurut para peserta, bukan sekadar layanan medis, tetapi juga bagian dari dakwah dan pengabdian sosial. “Klinik dan fasilitas kesehatan ‘Aisyiyah menjadi sarana untuk menebarkan nilai-nilai Islam yang penuh kasih dan kepedulian terhadap sesama,” ujar salah satu peserta.
Selain membahas capaian, rapat ini juga menjadi ajang berbagi pengalaman dan gagasan lintas wilayah. Para peserta menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi, menyiapkan kader tenaga kesehatan yang tangguh, serta mengoptimalkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan di masa mendatang.
Kontributor : Agus Salim
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha



