‘Aisyiyah Gencarkan Dakwah Kesehatan, Targetkan Klinik di Setiap Daerah

PWMJATENG.COM, Semarang – Majelis Kesehatan Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah menggelar Rapat Konsolidasi Nasional (Rakonas) di Wisma Kartini, Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Tengah, pada Sabtu–Ahad (20–21/9/2025) bertepatan dengan 28–29 Rabiul Awal 1447 H.
Acara bertema “Penguatan Kepemimpinan untuk Percepatan Aksi Dakwah Kesehatan ‘Aisyiyah” ini diikuti Majelis Kesehatan Pimpinan Daerah (PDA) se-Jawa Tengah beserta Amal Usaha Kesehatan ‘Aisyiyah (AUKesA) seperti rumah sakit dan klinik. Forum tersebut menjadi ajang strategis memperkuat konsolidasi organisasi sekaligus merumuskan langkah nyata untuk memperluas layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas bagi masyarakat.
Saat ini terdapat 18 rumah sakit ‘Aisyiyah di seluruh Indonesia. Sembilan di antaranya berada di Jawa Tengah, tersebar di Kudus, Jepara, Muntilan, Klaten, Boyolali, Purworejo, dan Pekajangan Pekalongan. Selain itu, terdapat 16 klinik yang melayani masyarakat di berbagai kota dan kabupaten.
Dalam forum ini ditegaskan bahwa PDA yang belum memiliki AUKesA diminta segera menyiapkan diri. Bahkan, setiap PDA diwajibkan mendirikan klinik sebagai bentuk komitmen menghadirkan layanan kesehatan yang berkeadilan.
Ketua Panitia Rakonas, Iksiroh El Husna, menyebut langkah tersebut sebagai wujud penguatan peran perempuan dalam pembangunan kesehatan nasional. Sementara itu, Ketua Majelis Kesehatan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Jawa Tengah, Dien Nurusyifa, menegaskan komitmen organisasi untuk memperluas jangkauan layanan agar manfaatnya semakin dirasakan masyarakat luas.
Acara dibuka oleh Ketua Majelis Kesehatan PP ‘Aisyiyah, Warsiti, yang juga Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Ia menegaskan bahwa setiap PDA minimal harus memiliki satu klinik pratama. Hal ini sejalan dengan program Muhammadiyah pasca-Muktamar 2015 di Makassar yang mencanangkan pembangunan 1.000 klinik di seluruh Indonesia, khususnya di daerah terluar dan terpencil. Selain itu, setiap karesidenan ditargetkan memiliki minimal satu rumah sakit.
Baca juga, Gambaran Neraka dalam Tafsir Al-Mudatsir: Peringatan Bagi Umat Manusia
Dukungan juga datang dari pemerintah. Direktur Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas Kemenkes RI, Elvieda Sariwati, menegaskan pentingnya penguatan peran kesehatan primer dalam transformasi nasional.
“Strategi percepatan aksi mencakup penguatan kapasitas kader kesehatan ‘Aisyiyah, integrasi dakwah dengan kesehatan, advokasi lintas sektor, serta pemanfaatan perangkat digital,” paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, diluncurkan Buku Panduan “Desa Sehat Mandiri ‘Aisyiyah” yang digagas oleh Tri Hartiti dan Siti Aisah. Ketua PWA ‘Aisyiyah bidang kesehatan, Sri Rejeki, menjelaskan buku ini dapat digunakan semua kalangan. Menurutnya, panduan tersebut merupakan implementasi dari program Keluarga Sehat Sakinah dan konsep Desa Siaga Sehat Qoryah Thoyyibah.
Buku tersebut mendapat apresiasi dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Kepala Dinas Kesehatan, Yunita Dyah Suminar, bahkan memberikan kata pengantar dalam penerbitan itu.
Rakonas yang berlangsung dua hari ditutup oleh Ketua PP ‘Aisyiyah bidang kesehatan, Siti Noordjannah Djohantini. Ia menegaskan pentingnya semangat dakwah kesehatan dari seluruh pimpinan ‘Aisyiyah, mulai dari tingkat ranting hingga wilayah.
“Apa yang dilakukan ‘Aisyiyah sejatinya adalah untuk kemaslahatan umat sekaligus mendukung pemerintah di bidang kesehatan. Dengan kepemimpinan yang kuat dan kolaboratif, Majelis Kesehatan ‘Aisyiyah dapat menjadi motor penggerak dakwah kesehatan menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha