PWMJATENG.COM, Semarang – Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Semarang (FKG Unimus) menggelar kuliah pakar bertema “Transforming Orthognathic Treatment Through International Digital Dentistry and Interdisciplinary Clinical Practice”, menghadirkan ahli bedah oral dari University of Malaya, Malaysia, Firdaus Hariri, Ahad (27/7/25). Kegiatan ini menjadi bagian dari tur ilmiah Firdaus ke sejumlah institusi pendidikan di Indonesia.
Dalam pemaparannya, Firdaus menjelaskan pendekatan modern dalam perawatan ortogenetik, yakni prosedur bedah rahang yang melibatkan kolaborasi berbagai disiplin ilmu. “Bedah ortogenetik bukan hanya soal operasi, tetapi juga mengintegrasikan bidang ortodonti, bedah mulut, radiologi kedokteran gigi, hingga psikologi,” ungkap Firdaus di hadapan seluruh peserta.
Firdaus juga membagikan beberapa studi kasus yang pernah ia tangani langsung. Ia memaparkan kompleksitas pasien kraniofasial serta pentingnya kerja sama lintas bidang untuk menghasilkan penanganan yang efektif dan menyeluruh. Penjelasan tersebut mendapat respons positif dari mahasiswa yang antusias bertanya seputar teknis penanganan pasien dan alur rujukan.
Dekan FKG Unimus, Risyandi Anwar, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kuliah pakar ini menjadi langkah penting dalam memperkenalkan pendekatan multidisipliner kepada mahasiswa sejak dini. “Bidang bedah mulut telah mengalami perkembangan signifikan. Tidak hanya terbatas pada pencabutan gigi, tapi juga menyentuh aspek krusial lain yang memerlukan kolaborasi lintas keilmuan,” ujar Risyandi.
Baca juga, Hukum Bekerja sebagai Buzzer dalam Pandangan Islam
Ia menegaskan bahwa mahasiswa perlu memahami bahwa profesi kedokteran gigi bukanlah pekerjaan individual. Menurutnya, kemampuan bekerja dalam tim akan berpengaruh langsung terhadap hasil perawatan pasien. “Kerja kolaboratif menjadi kunci agar tindakan yang diberikan lebih komprehensif dan tepat sasaran,” tegasnya.
Kuliah pakar ini juga dirancang sebagai pembekalan awal bagi mahasiswa program profesi (koas) serta sebagai pengantar bagi mahasiswa jenjang sarjana yang akan memasuki tahapan klinik. Para peserta diajak memahami alur penanganan kasus secara sistematis, mulai dari identifikasi awal hingga keputusan untuk melakukan tindakan bedah.
Acara ini diikuti oleh seluruh sivitas akademika FKG Unimus, termasuk wakil dekan, ketua program studi, para dosen, serta mahasiswa dari jenjang S1 hingga program profesi. Suasana ruang kuliah tampak dinamis saat sesi diskusi berlangsung. Mahasiswa secara aktif mengajukan pertanyaan dan mencatat poin penting dari paparan Firdaus.
Kegiatan ini juga menjadi sarana penguatan wawasan global dan membuka cakrawala mahasiswa tentang praktik kedokteran gigi internasional. Firdaus menutup sesinya dengan pesan bahwa keterbukaan terhadap teknologi digital dan kolaborasi multidisipliner adalah arah masa depan kedokteran gigi modern.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
