Abdul Mu’ti Ingatkan Bangsa yang Maju Adalah Apabila Warganya Sehat
PWMJATENG.COM, KENDAL – Bangsa yang maju, umat yang maju adalah bangsa atau warga negaranya sehat, bukan yang sakit-sakitan. Sehingga ketika kita berdo’a d “robbana atina fid-dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina adzabannar” adalah do’a sangat tepat. Demikian kata Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Dr. H. Abdul Mu’ti, M. Ed ketika menyampaikan ceramahnya pada pengajian hari bermuhammadiyah dan milad ke 22 RSI Muhammadiyah Kendal, Ahad (1/4) di halaman parkir setempat.
Dihadapan ribuan jamaah pengajian Mu’ti menyampaikan, kata fiddunya hasanah dalam kitab tafsir Al-Qurtubi, Ibnu Katsir, tafsir Depag dan kitab tafsir lainnya memiliki beberapa pengertian
“ Orang yang bahagia di dunia adalah badannya sehat. Kalo sehat semuanya enak, tidak sehat semuanya tidak enak. Kedua, rizqon wasi’an, riski yang lapang, riski yang tidak selalu dalam jumlahnya banyak tetapi yang membawa keberkahan dari apa yang kita miliki. Jika orang rizkinya serba terbatas, biasanya hidupnya tidak bahagia. Yang ketiga hasanah fiddunya itu kalo kita memiliki suami/istri, anak atau cucu yang sholih-sholihah. Jika memiliki suami atau istri yang suka marah, mana mungkin kita bisa bahagia. Punya anak yang pandai mengaji, rasanya luar biasa bahagia. Punya anak yang berprestasi itu luar biasa bahagia, jikalau dinilai dengan harta tidak ada harganya. “ jelasnya.
Masih tentang kebahagiaan, Mu’ti menerangkan kebahagiaan hakiki manusia adalah masuk surga dengan ridhoNya.
“ Masuk surga dan mendapatkan ridho Allah adalah hal yang sangat didambakan oleh setiap manusia yang beriman, namun untuk merasakan nikmatnya surga ada 3 syarat, beriman kepada Allah, mendirikan sholat, dan membayar zakat. “
Terkait tentang pernyataan ketua umum Partai Gerindra, Prabowo Subiyanto tentang Indonesia bubar tahun 2030, Mu’ti melihat dari perspektif Islam.
“ Setiap bangsa memiliki waktunya. Banyak negara yang maju tetapi kemudian hancur, tidak tersisa, sebut saja kaum Ad, Tsamud, dan bangsa lainnya. Di dunia Islam ada Bani Ummayah “ ujarnya.
Ditambahkan, Al-Qur’an menyebutkan hancurnya negara apabila banyak warganya berbuat dholim, menyekutukan Allah, berperilaku tidak sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasulnya, serta berbuat semena-mena. Indonesia mungkin tidak bubar, tapi bisa saja bangkrut karena perbuatan masyarakatnya yang tidak mengikuti hukum-hukum Allah, keberkahan Allah akan dicabut.
Ketua PDM Kendal, H. Muslim mengatakan, hari bermuhammadiyah bisa memantapkan hati setiap warganya dalam berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk selama – lamanya.
“ Dalam bermuhammadiyah kita tidak boleh berhenti, sebelum nyawa memisahkan kita “ katanya.
Dikatakan tentang AUM kesehatan, PDM Kendal mendukung terhadap pembangunan Rumah Sakit Aisyiyah yang sekarang berjalan.
“ Gaya Muhammadiyah dalam beramal, selesai satu pekerjaan segera mengerjakan yang lain, termasuk AUM kesehatan, RSI belum tuntas kita merencanakan pembangunan RSA. Muhammadiyah tidak akan berhenti, “ tegas Muslim.
Direktur RSI Muhammadiyah Kendal, drg. H. R. Ibnu Darmawan, M. Kes menilai terhadap proses pembangunan RSA sebagai tindakan yang berani.
“ Kita sudah terbiasa dan menjadi pemberani, termasuk membangun RSA meskipun tidak punya uang. Jiwa Muhammadiyah adalah Al Ma’un, berani menyumbang “ katanya.
Dengan semangat besar Ibnu berharap di Kendal Muhammadiyah akan berdiri AUM kesehatan yang berkualitas dan berkemajuan. ( Rifki Khaerul Anam/MPI Kendal )