Berita

Abdul Mu’ti: Berikan Uang Kepada Anak Panti Timbulkan Dampak Buruk

PWMJATENG.COM – Kendal, (30/9/2018) Para Pengurus Panti Asuhan se eks Karesidenan Semarang berkumpul di Panti Asuhan Hj. Siti Rohmah Kaliwungu Kendal, untuk konsolidasi dalam rang sinergisitas dan kerja sama Panti Asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah, untuk meningkatkan kemandirian dan meningkatkan pendidikan anak asuh di lingkungannya masing-masing.
Acara dihadiri 60 orang yang rata-rata para pengurus panti asuhan dan anggota Majelis Pelayanan Sosial, pertemuan tersebut mengambil tema “Kemandirian dan Manajemen Pendidikan LKSA”.
Pertemuan Rapat Koordinasi dihadiri oleh Ketua majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah (PWM Jateng) Syamsudin. Ia menyampaikan bahwa ingin agar anak panti asuhan bisa hidup mandiri dan juga secara pendidikan lebih baik, agar bisa sukses dalam urusan karir dan pendidikan.
“Kita pengin anak panti lulus sudah bisa mandiri, anak panti bisa melanjutkan pendidikan yang lebih baik lagi, jadi bisa dilatih kerja agar bisa mandiri atau disekolahkan yang baik agar bisa sukses, jadi sukses di pendidikan dan sukses di materi kehidupan” terangnya
Menurut Syamudin, anak asuh di Panti saat ini banyak yang belum siap mandiri ketika lulus atau keluar dari Panti, kadang permasalahan juga dari ketidak percayaan diri anak asuh, belum lagi pendidikan yang hanya sampai sekolah menengah atas, Untuk itu, dirinya ingin agar anak asuh di panti juga bisa mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan baik dengan biaya dari panti asuhan maupun dari Kampus. Namun hal tersebut diakuinya masih terkendala dengan peraturan pemerintah
“sesuai PP No.44 tahun 2017 kan anak panti hanya sampai usia 18 tahun, tapi kalau di lepas begitu saja kan belum mapan, maka bagaimana anak panti bisa melanjutkan pendidikannya lebih baik lagi” imbuh Syamsudin.
Di panti asuhan sendiri untuk saat ada konsep pembelajaran untuk mandiri, yang kaa Syamsuddin, hal itu semacam pembelajaran untuk berwirausaha.
Ditengah acara, Abdul Mu’ti, Sektetaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah datang dan memberikan tausiyah pada acara tersebut. Menurutnya saat ini pemerintah masih berupayaagar pola anak yatim diasuh dengan berbasis keluarga, namun menurut Mu’ti hal tersebut terdapat beberapa kekurangan-kekurangan, maka dari itu Muhammadiyah juga belum sepakat dengan konsep pengasuhan bebasis keluarga.
“Adapun beberapa kekurangan dari pola tersebut adalah ketika anak yatim diasuh oleh orang tua yang berbeda keyakinan, terus juga orang tua asuh belum tentu bisa memberikan pola asuh yang baik” terang Mu’ti.
Abdul Mu’ti menambahkan, beberapa kritik untuk panti asuhan adalah rendahnya rasa percara diri anak panti asuhan dibanding dengan bukan anak panti asuhan, selanjutnya anak panti badannya lebih subur dari bukan anak panti, hal tersebut menurut pira asal kudus itu menjadi kritik para pengurus panti asuhan.
Kritik yang terakhir adalah kebiasaan masyarakat yang selalu memberikan uang kepada anak panti asuhan akan menimbulkan dampak yang buruk, akan timbul sikap dari anak panti asuhan dibuat seakan-akan susah menderita dan menjadi korban.
Abdul Mu’ti pun berpesan agar anak panti asuhan punya jiwa kemandirian, percaya diri, dan menyakini keadaan mereka tidak menjadikan bergantung kepada orang lain. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE