Abdul Mu’thi: IMM Adalah Kawah Candradimuka Perkaderan Muhammadiyah
PWMJATENG.COM – SEMARANG, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) telah memasuki usianya yang ke 54 tahun, sebuah organisasi otonom di tingkatan mahasiswa yang menjadi kebanggaan Muhammadiyah ini terus berkembang dan berkiprah di masyarakat, di berbagai bidang kemasyarakatan mengabdi tanpa kenal lelah demi mendukung perjuangan dan cita-cita Muhammadiyah.
Sederet nama alumni IMM kini telah menjadi pimpinan Muhamadiyah di tingkatan pusat, sebut saja Abdul Mu’thi, pria kelahiran kota kretek tersebut kini sedang menjabat sebagai sekretaris umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015-2020, yang sebelumnya juga pernah menjabat sebagai ketua umum Pemuda Muhammadiyah.
Kali ini Abdul Mu’thi menceritakan kisahnya kepada wartawan pwmjateng.com kala pertama kenal dengan IMM di kampus IAIN Walisongo (kini UIN Walisongo) Semarang, sekitar tahun 1987
Abdul Mu’thi sejak kecil hidup di keluarga Muhammadiyah, walaupun di kampung tersebut hanya keluarga dia yang menganut faham islam ala Muhammadiyah.
Lulus dari SMA, Abdul Mu’thi masuk di IAIN Walisongo, yang saat ini telah berubah nama menjadi UIN Walisongo di Kota Semarang. di situlah dia mengenal IMM pertama kali ketika menginjak semester 3.
“Saya masuk IMM karena di ajak teman. Semester 3, tahun 1987 saya baru ikut Masa Kasih Sayang (Makasa). Saya tidak bisa langsung aktif karena pada tahun-tahun itu juga magang sebagai reporter koran kampus Amanat di IAIN Walisongo” terang Mu’thi.
“Saya, lanjutnya, berasal dari keluarga Muhammadiyah. Walaupun masyarakat di kampung hanya kami sekeluarga yang Muhammadiyah. Saya terbiasa dan sangat memahami tradisi masyarakat, khususnya NU”.
Abdul Mu’thi tidak pernah aktif di IPM, karena kala itu dia sekolah di sekolah negeri sehingga tidak ada IPM di Sekolah tersebut.
“Karena selalu sekolah di madrasah negeri saya tidak pernah aktif di IPM. Hanya ikut kerumunan IPM karena sebagian teman di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kudus akrif di IPM. Saya masuk IMM untuk menempa dan mengembangkan diri sebagai kader Muhammadiyah” tandas Mu’Thi.
Selama di IMM, Abdul Mu’thi pernah menempati berbagai jabatan di Struktural dari tingkat komisariat hingga tingkat Daerah, namun sayangnya disaat dia menjabat ketua umum DPD (dewan Pimpinan Daerah) IMM Jawa Tengah harus berhenti ditengah jalan karena mendapat beasiswa di Australia, sehingga Abdul Mu’thi berangkat ke Australia untuk melanjutkan studi nya.
“Waktu di komisariat saya menjadi sekretaris II. Waktu di Cabang Semarang saya menjadi ketua II. Ketua Umum Immawan Hamzah Riefqi. Ketua I, Immawan Muh. Nasihin. Karena lolos seleksi Pembibitan Dosen saya hanya setahun di PC IMM.
Saya sempat menjadi ketua umum DPD IMM Jateng. Tapi juga tidak selesai karena lolos seleksi kuliah di Australia” terang Mu’thi.
Mu’thi pun mengungkapkan rasa bangganya menjadi kader IMM, dan bahagia dengan perkembangan IMM yang sampai saat ini tersebar di seantero nusantara. Mu’thi juga menyampaikan perlunya kader IMM untuk meningkatkan kualitas dan militansinya.
“Saya merasa bangga menjadi kader IMM. Saya juga bahagia dengan perkembangan IMM yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan di beberapa negara. Banyak kader IMM yang hebat menjadi tokoh nasional dan internasional dalam berbagai bidang. IMM adalah kawah candra dimuka perkaderan Persyarikatan, umat, dan bangsa” terang Mu’thi.
“Di masa sekarang IMM perlu meningkatkan kualitas dan militansi kader. Di pentas nasional IMM harus berusaha lebih banyak berperan dengan prestasi dan kualitas intelektual serta integritas moral”, lanjutnya.
Kritik Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum PP.Muhammadiyah ini untuk IMM adalah kurang berkembangnya IMM di perguruan tinggi di luar Muhammadiyah, bahkan kalah dibanding organisasi kemahasiswaan yang lain.
“IMM kurang berkembang di luar Perguruan Tinggi Muhammadiyah. Popularitasnya juga kurang dibandingkan PMII, HMI, dan KAMMI. Di tengah keterbukaan IMM harus lebih gesit dan gigih” tandas Mu’thi.
Mu’thi pun menitipkan pesan kepada para kader IMM Se Nusantara agar perkaderan IMM ditingkatkan, dan para kader berani tampil di ruang publik, serta menjaga soliditas, jika tidak maka IMM akan tenggelam oleh zaman.
“Ke depan, model perkaderan di IMM perlu ditingkatkan dan disempurnakan. IMM perlu lebih berani tampil dan bergerak di ruang publik. Soliditas gerakan juga perlu ditingkatkan. Kalau tidak, IMM akan tenggelam ditelan zaman” terangnya.
Selamat Milad IMM ke 54, IMM Jaya!!
(Mukhtarom)