Abai atas Seruan dan Peringatan: Bagian Kesembilan
Abai atas Seruan dan Peringatan: Bagian Kesembilan
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – Manusia dalam kehidupannya telah diberikan rambu-rambu peringatan dan seruan, namun sering kali manusia bersikap acuh dan tidak mengindahkannya.
Dalam sejarah sebelum Islam hadir dan pada masa awal Islam, selalu ada tokoh sentral yang memberikan peringatan dan ada pula yang menentangnya. Misalnya, Nabi Ibrahim yang berhadapan dengan Raja Abaraham, Nabi Musa dengan Fir’aun, dan Nabi Muhammad SAW dengan Abu Jahal dan Abu Lahab. Perjuangan ini akan terus berlanjut seiring perubahan zaman dengan tokoh dan kondisi yang berbeda.
Allah memberikan gambaran yang jelas mengenai hal ini dalam Surat Al-Mulk Ayat 9:
قَالُوْا بَلٰى قَدْ جَاۤءَنَا نَذِيْرٌ فَكَذَّبْنَا وَقُلْنَا مَا نَزَّلَ اللّٰهُ مِنْ شَيْءٍۖ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ كَبِيْرٍ
Mereka menjawab, “Benar, sungguh, seorang pemberi peringatan telah datang kepada kami, tetapi kami mendustakannya dan kami katakan, ‘Allah tidak menurunkan sesuatu apa pun, kamu sebenarnya di dalam kesesatan yang besar.’”
Baca juga, Akibat Tidak Mengindahkan Peringatan: Bagian Kedelapan
Hikmah serta kandungan dalam Surat Al-Mulk Ayat 9 adalah bahwa kebanyakan umat yang belum mendapat hidayah menganggap seruan dan peringatan menuju jalan ketauhidan sebagai angin lalu. Mereka sebenarnya tahu bahwa ada seruan tersebut, namun mereka mengingkarinya dan sadar bahwa mereka berada dalam kesesatan yang besar.
Ini menjadi pelajaran bagi umat manusia yang telah menyatakan keimanannya kepada Tuhan. Semoga kita senantiasa mendapatkan perlindungan dan terjaga dari sifat atau sikap yang merugikan kita sendiri, yaitu sikap abai. Semoga kita termasuk umat yang senantiasa berada di jalan-Nya. Aamiin.
Editor : M Taufiq Ulinuha