RIBUAN WARGA MUHAMMADIYAH KOMPAK IKUTI TABLIGH AKBAR
SEMARANG – Ribuan warga Muhammadiyah berbusana putih-putih, memadati halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah dan DPRD Jawa Tengah, serta meluber sampai ke Jalan Pahlawan Semarang, untuk menghadiri tabligh akbar yang dikemas dalam acara “Gayeng Syawalan untuk Jawa Tengah Berkemajuan”.
Setelah lagu kebangsaan “Indonesia Raya” berkumandang, dilanjutkan lantunan lagu “Sang Surya” yang membahana di malam Selasa (19/7/2016) lalu.
Acara yang merupakan kerja bareng Pemprov Jateng dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah itu, sebagai salah satu bentuk dakwah kultural yang dihadiri Gubernur Ganjar Pranowo SH MIP, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Abdul Mu’ti MEd, Ketua Umum PW Muhammadiyah Jateng H Tafsir Mag, para pimpinan Majelis dan Lembaga PWM Jateng, serta warga Muhammadiyah dari berbagai penjuru Jawa Tenah.
Dalam salah satu rangkaian acara, tampil siswa SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga Wildan Mauzakawali Saptian untuk menyampaikan ceramah berdurasi singkat. Dai Kecil Finalis Aksi Junior Indosiar 2015 itu memanfaatkan kesempatan untuk menyampaikan tausyiah dengan humor khasnya yang menggundang gelak tawa seluruh peserta, meski tak mengurangi makna dakwahnya.
Wildan menjelaskan “Oh” yang dilarang bagi para mubalig Muhammadiyah. Oh pertama adalah goroh atau berbohong. Dikatakan Wildan, ada sebagian mubaligh yang berbohong ketika bertausyiah. Mereka hanya menyampaikan materi yang menyenangkan, meskipun terkadang tidak sesuai dalil-dalil yang tercantum di dalam Al-Quran dan hadits.
Oh kedua adalah bisyaroh atau sangu. Bagi Wildan, mubaligh Muhammadiyah tidak akan sakit hati apabila mereka tidak dibayar ketika bertausyiah. Adapan oh yang ketiga adalah wayoh atau poligami. Dirinya mengatakan, mubalig Muhammadiyah akan menjaga perasaan istri mereka dengan tidak berpoligami.
Selain itu, tampilnya grup musik religius “Serambi Bagelen” dari Purworejo juga menambah semarak dan kegembiraan malam itu, dengan menampilkan beberapa lagu religius.
Ketua PWM Jateng, Tafsir mempersilahkan kepada warga dan pengurus Muhammadiyah di daerah, untuk menyelengarakan acara semacam ini di Kabupaten dan Kota masing-masing. Sedangkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan bersama Muhammadiyah semacam ini rasanya tidak cukup kalau hanya satu kali dalam setahun.
“Pelaksanaannya bisa dilakukan di luar Semarang, untuk mendekatkan langsung kepada warga Muhammadiyah yang ada di daerah,” ajaknya. (Teguh HP)