PWMJATENG.COM, Surakarta – Sebanyak 84 murid kelas VI SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo mengikuti kegiatan parenting bertema literasi finansial pada Sabtu (23/11/2024). Acara yang berlangsung di ruang kelas VI sekolah ini berlokasi di Jl. Dr. Moewardi No.24, Purwosari, Kec. Laweyan, Solo.
Mengusung tema “Yuk, Bijak Menggunakan dan Membelanjakan Uang”, kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan pemahaman murid tentang pengelolaan keuangan. Parenting menjadi program rutin SD Muhammadiyah PK Solo yang melibatkan orang tua dengan berbagai latar profesi untuk berbagi pengetahuan.
Koordinator tim kelas VI, Dwi Hati Syukur Lestari, menjelaskan tujuan utama kegiatan ini.
“Kami ingin para murid lebih bijak dalam mengelola uang. Mereka perlu memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan agar tidak terjebak pada belanja yang tidak diperlukan,” ujarnya.
Acara ini menghadirkan tiga narasumber yang merupakan orang tua murid dengan profesi di bank syariah dan bank konvensional. Murid-murid dibagi menjadi tiga kelompok dan bergantian mengikuti materi dari setiap narasumber.
Kegiatan dimulai dengan paparan tentang perkembangan keuangan di Indonesia, jenis-jenis uang, serta pengelolaan keuangan. Murid juga diajak berdiskusi mengenai transaksi dan pengelolaan keuangan yang sering mereka jumpai sehari-hari.
Baca juga, Haedar Nashir: Muhammadiyah Hadir untuk Semua
Dewi Kurniawati, narasumber pertama, menekankan pentingnya menyisihkan uang untuk tujuan produktif. “Gunakan uang jajan dengan bijak. Sisihkan sebagian untuk sedekah, sebagian untuk tabungan, dan jangan semuanya dihabiskan,” sarannya.
Indriastuti, narasumber kedua, membahas penggunaan uang nontunai yang semakin marak. Ia mengingatkan agar murid tidak mudah tergoda oleh promosi diskon yang sering muncul di platform belanja daring. “Diskon adalah strategi marketing. Jangan sampai seperti meminum air laut—semakin diminum, semakin haus,” katanya memberi perumpamaan.
Narasumber terakhir, Wihayu Pramuditasari, membahas pentingnya mencintai rupiah. Ia menjelaskan bahwa menggunakan rupiah dalam transaksi membantu menjaga stabilitas nilai tukar mata uang Indonesia. “Dengan mencintai rupiah, kita turut berkontribusi pada perekonomian bangsa,” jelasnya.
Kegiatan ini juga memancing rasa penasaran murid terhadap dunia investasi. Salah satu murid, Rafa Adz-Dazkwan Nur Rachman, mengungkapkan antusiasmenya. “Saya baru tahu kalau di bank kita tidak hanya bisa menabung uang, tapi juga emas. Harga emas yang naik setiap tahun bisa jadi investasi karena tahan inflasi,” ungkapnya dengan semangat.
Kontributor : Agus Supardi
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha