Tingkatkan Kemampuan Manajerial, PDM Wonosobo Study Banding ke Ranting Unggulan Nitikan
PWMJATENG.COM, WONOSOBO – Membangun kesadaran dan kemampuan managerial yang optimal perlu sinergitas antarpengurus dan anggota persyarikatan, oleh karena itu dalam rangka mewujudkan persyarikatan yang berdaya saing serta lebih bermanfaat untuk ummat maka Pimpinan Daerah Muhammadiyah Wonosobo mengadakan study banding ke ranting unggulan Gunung Pring, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, dan Ranting Unggulan Nitikan Jogjakarta pada sabtu-ahad, 23-24 September 2017.
Dengan dua armada bis besar mengangkut rombongan jajaran PDM, lima belas jajaran PCM se- Kabupaten Wonosobo, Kepala Majelis dan Lembaga, Ortom dan kepala AUM PDM Wonosobo berangkat pada pukul 06.30 WIB.
Kegiatan ini merupakan sebuah strategi dalam rangka memajukan PCM di Kabupaten Wonosobo yang pada akhirnya akan ditularkan ke setiap ranting bawahannya, saat para pimpinan cabang bisa melihat langsung perkembangan dunia peryarikatan dilain daerah yang setiap harinya terus menggeliat dengan amal usahanya masing-masing, maka PDM tinggal mendorong dan memotivasi serta memonitor perkembangannya karena ilmunya sudah mereka dapatkan langsung dengan melihat, membandingkan perkembangan ranting unggulan di Indonesia itu.
Kunjungan pertama adalah ke Gunung Pring, Magelang. Ranting Muhammadiyah Gunung pring di nobatkan sebagai Ranting Unggulan saat digelarnya LPCR Muhammadiyah Expo pada Mei 2017 di Kompleks Perumahan Islami Puncak Wangi, Babat Lamongan. setelah sebelumnya berhasil mencuri perhatian PWM Jawa Tengah untuk dinobatkan sebagai ranting unggulan tingkat Jawa Tengah.
Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting ( LPCR ) PP Muhammadiyah memiliki sejumlah kriteria penilaian yang harus dipenuhi untuk bisa masuk dalam nominasi pemilihan, unsur yang pertama adalah keorganisasian, kedua ekonomi AUM,ketiga kreatifitas dan inovasi dalam mengembangkan persyarikatan dan pemanfaatan media dakwah dan yang keempat adalah unsur paling utama dari semua unsur penilaian adalah pembinaan jamaah, karena Muhammadiyah lahir dari kajian, adapun Amal Usaha dan yang lainnya merupakan sarana dalam memajukan kajian dakwah.
Pimpinan Daerah Muhammadiyah( PDM ) Wonosobo Ust. Bambang Wen, M.Si menuturkan, Selain tujuan study banding, kegiatan ini juga merupakan sarana silaturrahmi PDM dan PCM, Majelis dan Lembaga serta kepala AUM yang dikemas santai dimana biasanya pertemuan organisasi dilakukan di kantor maupun masjid di setiap cabang dan ranting.
“ Dengan suasana refreshing seperti ini diharapkan kedekatan antar personal lebih lekat, baik dengan jajaran PDM maupun antar peserta yang merupakan penggerak dan motivator Organisasi didaerahnya.”
“ Dan Alhamdulillah, target peserta bisa terlampaui dan semuanya bersedia untuk menjadi Cabang unggulan pada gelaran LPCR Expo berikutnya.” Pungkasnya bersemangat.
Selain belajar langsung pengelolaan cabang dan ranting Muhammadiyah, peserta Study Banding juga berkesempatan merasakan sensasi sholat berjamaah di Masjid Jogokariyan yang fenomenal dengan jumlah jama’ahnya yang tidak pernah sepi pada lima waktu sholat pada hari kedua kunjungan.
Perjalanan dilanjutkan ke Jogjakarta dengan tujuan Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Kantor Suara Muhammadiyah, disambut oleh Direktur Utama Suara Muhammadiyah Imron Nasri dan Lutfi Effendi yang secara langsung menjelaskan seluk beluk Redaksi Suara Muhammadiyah.
Ada yang menarik dari perjalanan study banding yang dilakukan rombongan PDM Wonosobo, dimana salah satunya adalah mengunjungi makam KH. Ahmad Dahlan. “ Ini adalah ziarah mengingat kematian, ziarah untuk mendoakan sang Pencerah yang telah menorehkan tinta sejarah peradaban Indonesia melalui Persyarikatan Muhammadiyah. Kita belum ada apa-apanya dibanding perjuangan beliau, tapi kita semua punya visi dan misi yang sama untuk membesarkan dan memajukan ummat. “ tegas Setyo Rahmawanto Sekretaris PDM Wonosobo.
Makam seorang guru besar tidak ada bedanya dengan makam yang lainnya, sama rata dengan sedikit tanda diatasnya. Tidak ada satupun ditemukan tulisan nama maupun tanda-tanda disekelilingnya yang menandakan makam keramat maupun dimuliakan. Pelajaran berharga untuk warga Muhammadiyah.(Hans-MPI)