Kerja Sama Strategis! Muhammadiyah Gandeng BIG untuk Pemanfaatan Teknologi Geospasial
PWMJATENG.COM, Yogyakarta – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) pada Jumat (8/11) di Gedung Dormitory Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dan Kepala BIG, Muh. Aris Marfai, membubuhkan tanda tangan sebagai simbol kerja sama untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi geospasial.
Acara ini diikuti dengan Pelatihan Sistem Informasi Geospasial Muhammadiyah yang melibatkan pengelola data Muhammadiyah dalam berbagai kegiatan seperti pemetaan partisipatif, geotagging, pengelolaan data spasial, dan penggunaan perangkat Sistem Informasi Geografis (SIG) seperti Quantum GIS.
Haedar Nashir menyatakan bahwa kerja sama ini bertujuan mendukung kemajuan Muhammadiyah untuk menjadi organisasi yang lebih profesional dan modern, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh umat dan bangsa. Ia menekankan bahwa amal usaha dan gerakan Muhammadiyah yang tersebar di kawasan 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) memerlukan data komprehensif.
“Amal usaha Muhammadiyah berjumlah ribuan, dan kita memiliki kepemimpinan di berbagai tingkatan. Konsolidasi data keuangan dan lahan wakaf sangat diperlukan agar semua aspek dapat dikelola lebih baik,” ujar Haedar.
Dalam sambutannya, Haedar juga berharap adanya konsolidasi data yang terpusat dengan standar yang baik. Hal ini, katanya, akan membuat pengelolaan data Muhammadiyah lebih efisien dan terstruktur. “Padahal kita adalah organisasi kesatuan, bukan federasi, yang oleh Jusuf Kalla diibaratkan sebagai holding company,” tambahnya.
Haedar menyampaikan kepada para pengelola data Muhammadiyah agar melakukan konsolidasi data secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM). Ia menilai, data yang terintegrasi akan menjadi dasar penting bagi pengambilan kebijakan yang berbasis fakta, bukan sekadar intuisi.
Baca juga, Antara Shalih dan Muslih: Ojo Leren Dadi Wong Apik
Sementara itu, Kepala BIG, Muh. Aris Marfai, menyampaikan apresiasi atas kerja sama ini. Ia menjelaskan bahwa data geospasial memiliki potensi besar jika dimanfaatkan dengan maksimal. “Data ini sangat kuat jika digunakan dengan tepat, bahkan digunakan oleh negara dalam kebijakan satu peta,” ungkapnya.
Aris menguraikan bahwa kebijakan satu peta bertujuan menyatukan seluruh peta tematik dari berbagai kementerian dan lembaga. Dengan basis data yang seragam, data dari berbagai sumber bisa saling melengkapi dan memberikan informasi yang terintegrasi.
“Kerja sama dengan Muhammadiyah ini dapat menjadi model dalam penerapan teknologi geospasial di organisasi non-pemerintah. Jika ini berkembang, maka Muhammadiyah bisa menyediakan informasi geospasial bagi masyarakat luas,” jelas Aris.
Acara penandatanganan ini turut dihadiri oleh beberapa tokoh Muhammadiyah, di antaranya Ketua PP Muhammadiyah dr. Agus Taufiqurrahman, Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti, serta perwakilan Pimpinan UPP. Usai penandatanganan nota kesepahaman, kegiatan dilanjutkan dengan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang berlangsung hingga Sabtu (9/11). Bimtek ini diikuti oleh 80 peserta secara langsung dan 557 peserta secara daring dari berbagai unsur seperti Unsur Pembantu Pimpinan (UPP), Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), dan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
Editor : M Taufiq Ulinuha