Menatar Ideologi IMM untuk Jawa Tengah Berkeadaban
Menatar Ideologi IMM untuk Jawa Tengah Berkeadaban
Oleh : Muhammad Taufiq Ulinuha (Instruktur Madya IMM Jateng; Eks-Trainer DAP IMM Sulsel 2022)
PWMJATENG.COM – Musyawarah Daerah (Musyda) XXI Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Tengah kali ini mengusung tema yang strategis, yakni “Menatar Ideologi IMM untuk Jawa Tengah Berkeadaban”. Tema ini menunjukkan semangat yang kuat dalam memperkokoh ideologi IMM sebagai landasan dalam mewujudkan masyarakat yang beradab di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks. Melalui Musyda ini, IMM diharapkan tidak hanya melakukan konsolidasi organisasi, tetapi juga memperbarui dan memperdalam pemahaman ideologinya untuk memberikan dampak yang nyata bagi masyarakat Jawa Tengah.
Sepertinya belum banyak kader, bahkan Pimpinan DPD IMM yang memahami apa makna di balik tema Musyda XXI ini. Tema dibuat, sebenarnya bukan hanya sebagai pelengkap sebuah acara, melainkan menjadi goals dan harapan dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Maka, izinkan penulis untuk mencoba sedikit menguliti tema tersebut.
Ideologi IMM sebagai Pondasi Moral
Sebagai organisasi mahasiswa Islam, IMM memiliki ideologi yang berakar pada Islam dengan semangat membangun umat yang berkemajuan, sejalan dengan prinsip Muhammadiyah. Di sini, IMM berperan penting dalam membentuk karakter mahasiswa agar menjadi pribadi yang berakhlak dan berintegritas. Ahmad Najib Burhani, seorang peneliti sosial, dalam bukunya menegaskan bahwa salah satu ciri penting ideologi Muhammadiyah adalah “Islam yang berkemajuan,” yaitu Islam yang adaptif terhadap perubahan zaman tanpa kehilangan identitas. IMM pun membawa nilai ini dengan menyisipkan unsur intelektualitas dan keberadaban dalam setiap gerakannya.
Dalam konteks Musyda XXI ini, penguatan ideologi menjadi langkah yang sangat krusial. Di tengah derasnya arus globalisasi yang kerap melunturkan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan, IMM harus memperkokoh ideologi agar setiap kadernya mampu menjadi agen perubahan yang tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga kokoh dalam moralitas. Ideologi IMM diharapkan dapat membentuk kader-kader yang peka terhadap persoalan sosial di sekitarnya serta memiliki sikap kritis yang dibarengi dengan solusi konstruktif.
Tantangan dan Relevansi Musyda XXI dalam Mewujudkan Jawa Tengah Berkeadaban
Kondisi sosial Jawa Tengah yang semakin dinamis dan beragam menuntut IMM untuk lebih peka terhadap permasalahan sosial yang terjadi. Menurut Amin Abdullah, seorang akademisi sekaligus pemikir Islam, “keadaban bukan hanya tentang etika individu, tetapi juga tentang sistem sosial yang adil dan bijaksana.” Keadaban berarti menghadirkan masyarakat yang harmonis, toleran, dan berintegritas dalam tatanan sosialnya. Dalam hal ini, IMM berperan dalam mendidik mahasiswa untuk memiliki wawasan kebangsaan yang kokoh, tanpa kehilangan identitas keislaman mereka.
Melalui Musyda, IMM Jateng diharapkan dapat mengevaluasi peran dan kontribusi organisasi di tengah masyarakat. Tantangan seperti maraknya isu radikalisme, polarisasi sosial, serta penurunan tingkat literasi dan minat baca di kalangan generasi muda menjadi beberapa isu yang perlu disoroti. Ideologi IMM sebagai landasan berpikir dan bertindak harus diperbarui agar IMM mampu menjadi motor penggerak keadaban di tengah masyarakat. IMM harus mampu merumuskan strategi-strategi baru yang efektif untuk menjawab berbagai persoalan ini melalui pendekatan yang inklusif dan beradab.
IMM dan Pendidikan Kritis untuk Generasi Muda Berkeadaban
Sebagai organisasi yang beranggotakan mahasiswa, IMM memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk karakter generasi muda yang beradab dan kritis. Pendidikan yang diberikan tidak hanya sebatas akademis, tetapi juga pendidikan moral yang bertujuan membentuk individu yang peka terhadap situasi sosial di sekitarnya. IMM memiliki kesempatan untuk memberikan pendidikan kritis yang didasarkan pada nilai-nilai Islam yang moderat dan inklusif.
Baca juga, Pengembangan dan Manajemen Persyarikatan untuk Mewujudkan Muhammadiyah Unggul Berkemajuan yang Maju, Profesional, dan Modern (MPM)
Menurut pemikir pendidikan Paulo Freire, pendidikan haruslah menjadi proses “penyadaran” di mana peserta didik diajak untuk memahami realitas sosial mereka secara kritis. Freire berpendapat bahwa pendidikan yang membebaskan akan menghasilkan individu yang mampu melihat persoalan secara jernih dan menawarkan solusi yang adil dan konstruktif. Dalam konteks ini, IMM dapat menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang mengasah kemampuan berpikir kritis mereka, sambil tetap berlandaskan pada nilai-nilai keislaman yang menghormati perbedaan dan mengedepankan kebajikan.
Melalui pendidikan kritis, IMM Jateng memiliki potensi untuk membentuk kader-kader yang memiliki kesadaran sosial yang tinggi dan mampu berkontribusi nyata dalam mewujudkan Jawa Tengah yang beradab. Pendidikan kritis ini tidak hanya penting bagi perkembangan pribadi kader, tetapi juga berperan penting dalam membangun jaringan sosial yang kuat dan berintegritas.
Menjaga Keberlanjutan Peran IMM dalam Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban
Musyda XXI IMM Jateng bukan hanya ajang formalitas belaka, melainkan momentum bagi IMM untuk menyusun rencana strategis yang lebih progresif dan berorientasi pada penguatan masyarakat berkeadaban. Dalam mewujudkan Jawa Tengah yang berkeadaban, IMM diharapkan mampu merumuskan langkah-langkah yang realistis dan berkesinambungan. Menurut Dr. Nurcholish Madjid, keberlanjutan adalah kunci dalam menghadirkan perubahan sosial yang substansial. Organisasi mahasiswa seperti IMM perlu memiliki visi jangka panjang dan menjalankannya dengan konsisten.
IMM perlu terus mengembangkan program-program yang melibatkan masyarakat secara langsung. Program seperti pengabdian masyarakat, diskusi publik, serta seminar-seminar kebangsaan dapat menjadi sarana bagi kader IMM untuk menyebarkan nilai-nilai keberadaban di tengah masyarakat. Selain itu, kolaborasi dengan organisasi lain, baik organisasi mahasiswa, pemerintah, maupun lembaga sosial lainnya, juga penting untuk membangun sinergi dalam mencapai visi yang sama.
Musyda XXI sebagai Titik Awal Penguatan Ideologi IMM untuk Masa Depan Jawa Tengah
Musyda XXI IMM Jateng dengan tema “Menatar Ideologi IMM untuk Jawa Tengah Berkeadaban” merupakan momentum penting bagi IMM dalam mempertegas posisinya sebagai agen perubahan yang berlandaskan ideologi Islam yang berkemajuan. IMM diharapkan dapat menatar ideologi yang dimilikinya sehingga lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat, terutama di era yang penuh dengan tantangan globalisasi dan modernisasi.
Melalui Musyda ini, IMM memiliki kesempatan untuk mengevaluasi dan memperbarui ideologi serta strategi organisasinya agar tetap kontributif bagi masyarakat Jawa Tengah. Dengan pendekatan yang inklusif dan berbasis keadaban, IMM diharapkan mampu mencetak generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang berintegritas, beradab, dan peka terhadap permasalahan sosial di sekitarnya. Semangat inilah yang diharapkan mampu membawa IMM menjadi motor penggerak perubahan yang berkeadaban bagi masyarakat, terutama di Jawa Tengah.
Editor : Ahmad