AUMBerita

UMS Melaju ke PIMNAS! Inilah Cerita di Balik Kesuksesan 4 Tim Mahasiswa

PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menunjukkan prestasinya di bidang kemahasiswaan. Empat tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) berhasil melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-37, yang tahun ini mengusung tema “Berkompetisi Mengasah Kreativitas Mahasiswa Indonesia Bertalenta Menjadi Pribadi Solutif, Inovatif, dan Produktif”.

Kepala Biro Kemahasiswaan UMS, Ahmad Kholid Al Ghofari, menyatakan bahwa PIMNAS merupakan ajang paling bergengsi di bidang kemahasiswaan. Proses seleksi menuju PIMNAS sangat ketat, dimulai dari seleksi proposal mahasiswa di tingkat universitas.

“Di UMS, ada sekitar 1.600 proposal yang masuk, dan dari jumlah tersebut hanya 400 yang diunggah ke Belmawa Kemdikbud. Dari 400 proposal itu, hanya 16 yang didanai, dan akhirnya 4 tim berhasil lolos ke PIMNAS,” ungkap Kholid, Selasa (8/10).

Pada tahun ini, jumlah tim UMS yang lolos ke PIMNAS meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun 2023, hanya dua tim yang melaju ke PIMNAS dan meraih satu Medali Perunggu.

Proses seleksi PKM sendiri berlangsung selama 2-3 bulan. UMS biasanya membuka seleksi proposal PKM di akhir tahun. Mahasiswa yang lolos seleksi internal kemudian akan mendapatkan program pendampingan hingga proposal mereka siap diunggah ke Belmawa.

“Kami berharap 4 tim yang lolos ke PIMNAS dapat berjuang dengan baik di Universitas Airlangga (UNAIR) dan pulang dengan medali,” tambahnya.

Salah satu tim yang berhasil melaju ke PIMNAS adalah tim PKM dengan skim Pengabdian Masyarakat (PM). Tim ini diketuai oleh Muhammad Sidiq, dengan program “Motivation Layer dan Digitalization Training untuk Difabel Berbasis Self Capacity menuju Inklusi Total”. Program ini bertujuan memberdayakan penyandang disabilitas di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Surakarta.

Baca juga, IMMku Sayang, IMMku Malang

“Masalah utama yang dihadapi YPAC adalah minimnya keterserapan alumni di dunia kerja. Banyak dari mereka yang belum mandiri secara ekonomi karena rendahnya kemampuan digital dan kurangnya rasa percaya diri,” jelas Sidiq.

Untuk mengatasi masalah tersebut, tim Sidiq mengadakan program yang dinamakan Motivation Layer, yang berfokus pada pengembangan hard skill dan soft skill. Tim memberikan pelatihan desain menggunakan aplikasi Canva dan Capcut untuk meningkatkan kemampuan digital para peserta. Selain itu, mereka juga mengadakan kegiatan untuk meningkatkan rasa percaya diri peserta, seperti mengajak mereka berinteraksi di tempat publik, salah satunya di Masjid Syeikh Zayed.

Menurut Sidiq, tujuan utamanya bukan sekadar memenangkan medali, tetapi menyebarluaskan program pemberdayaan ini agar dapat diterapkan di tempat lain yang membutuhkan. Ia menekankan pentingnya menjunjung nilai inklusi tanpa mengeksploitasi kondisi difabel hanya demi prestasi.

“Difabel yang kami dampingi bahkan tidak kami beri tahu bahwa program ini terkait PIMNAS. Kami tidak ingin mengeksploitasi mereka untuk tujuan prestasi. Medali hanya simbol, tetapi yang penting adalah apa yang sudah kita lakukan dan bagaimana dampaknya bagi mereka,” ujar mahasiswa Ilmu Komunikasi UMS itu.

Sidiq berharap gagasan ini bisa dikembangkan lebih luas dan dapat mengubah cara pandang terhadap kompetisi seperti PIMNAS. Menurutnya, ajang ini lebih dari sekadar kompetisi, melainkan platform untuk berbagi karya nyata yang memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Kontributor : Maylisa
Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE