PWMJATENG.COM, Semarang – Sebuah terobosan baru di bidang teknologi kini hadir untuk para tunanetra di Jawa Tengah. Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) dari Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) berhasil menciptakan alat inovatif yang memudahkan para penyandang tunanetra untuk mempelajari aksara Jawa. Alat ini dinamakan Aksawatra, menggunakan teknologi touchpad dengan sensor sentuh dan dilengkapi dengan panduan audio untuk membantu pengguna mengenali bentuk aksara Jawa.
Alat inovatif Aksawatra ini menggunakan perangkat Arduino Uno untuk mendeteksi sentuhan dan memberikan respon suara saat pengguna meraba aksara Jawa. Touchpad tersebut dilengkapi dengan dua buku panduan, satu dalam huruf Braille untuk peserta tunanetra dan satu lagi untuk pendamping. Dengan teknologi ini, tunanetra dapat lebih mudah belajar aksara tradisional Jawa tanpa hambatan visual.
Pendampingan dan pelatihan penggunaan teknologi Aksawatra dilakukan oleh tim PKM-PM Aksawatra Unimus bekerja sama dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) dan komunitas tunanetra se-Jawa Tengah. Para peserta sangat antusias dan terlihat gembira saat mencoba alat tersebut. Selain berfungsi sebagai media pembelajaran, Aksawatra juga menjadi sarana untuk menghidupkan kembali budaya aksara Jawa yang hampir punah di tengah perkembangan teknologi modern.
Baca juga, Tata Kelola Pemerintahan yang Adil dan Beradab
Kolaborasi antara Unimus dan SLB mendapat sambutan hangat dari para pendidik serta komunitas tunanetra. Aris Wibowo, salah satu tokoh dari Rumah Tahfizh Difabel Aisyah Luqman, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas inovasi ini yang memungkinkan anak-anak tunanetra dapat kembali belajar aksara Jawa dengan cara yang modern. Sementara itu, Kuncoro, seorang guru dari SLB Muhammadiyah Surya Gemilang Kendal, menambahkan bahwa program ini sangat membantu pendidikan inklusif bagi tunanetra, terutama dalam pelestarian aksara tradisional.
Proyek inovatif ini tak hanya berdampak di tingkat lokal, namun juga membawa prestasi bagi tim PKM-PM Aksawatra Unimus. Tim yang terdiri dari lima mahasiswa prodi Informatika berhasil lolos ke final Pekan Kreativitas Mahasiswa Nasional. Ketua tim, Thahta Ardhika Prabu Negara, menyatakan bahwa pembuatan alat ini penuh tantangan karena penggunaan teknologi Arduino Uno belum diajarkan di semester mereka. Namun, dengan kerja keras dan dedikasi, mereka mampu mengatasi kendala tersebut dan terus berinovasi. Ke depannya, tim berencana mengembangkan alat ini dengan menambahkan fitur untuk mempelajari sandangan aksara Jawa.
Program ini juga melahirkan sebuah langkah strategis bagi pendidikan inklusif di Jawa Tengah. Penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Fakultas Ilmu Pendidikan dan Humaniora serta Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Unimus dengan mitra SLB dan komunitas tunanetra se-Jawa Tengah menjadi simbol komitmen bersama dalam memajukan akses pendidikan setara bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. Wakil Rektor III Unimus, Eny Winaryati, berharap melalui kegiatan ini, aksara Jawa dapat terus dilestarikan dan tidak punah, sekaligus meningkatkan kepekaan budaya di kalangan generasi muda.
Kontributor : Devy Maharja
Editor : M Taufiq Ulinuha