PWMJATENG.COM, Surakarta – Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sukses menggelar kegiatan Pengabdian pada Masyarakat Persyarikatan/AUM/Desa Binaan (P2AD). Kegiatan yang bertema “Joyful Learning Matematika SMA/SMK/MA Muhammadiyah Klaten” ini menjadi langkah konkret dalam mendorong inovasi pengajaran matematika di era digital.
Fayza Putri Chalistha, Asisten Prodi Pendidikan Matematika UMS, menjelaskan bahwa program ini merupakan hasil kerja sama antara UMS dan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten. “Kegiatan ini bertempat di SMA Muhammadiyah 1 Klaten dan dihadiri oleh guru matematika dari berbagai sekolah Muhammadiyah se-Kabupaten Klaten,” kata Fayza, Senin (23/9). Ia menambahkan, acara ini bertujuan untuk memperkenalkan metode pengajaran matematika yang inovatif dan menyenangkan.
Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (28/9) ini menghadirkan dua narasumber dari UMS, yaitu Naufal Ishartono dan Nuqthy Faiziyah. Mereka menyajikan materi yang relevan dengan tantangan pembelajaran di era digital.
Baca juga, Transisi Energi: Antara Peluang dan Acanaman Ketidakadilan
Nuqthy Faiziyah membuka sesi pertama dengan mengupas konsep Joyful Learning dalam pengajaran matematika. Ia memperkenalkan platform interaktif seperti Kahoot untuk kuis yang lebih menarik, serta metode Project Based Learning (PjBL) yang mendorong siswa aktif dalam proyek berbasis matematika. “Dengan Joyful Learning, kita bisa membuat pembelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan dan interaktif,” jelas Nuqthy.
Sementara itu, di sesi kedua, Naufal Ishartono fokus pada integrasi teknologi dalam pembelajaran matematika. Ia memaparkan penggunaan kecerdasan buatan (AI) seperti MatrixCalculator, MathGPT, dan ChatGPT. “AI dapat memudahkan penyelesaian soal dan membantu siswa memahami konsep yang kompleks,” ungkap Naufal. Ia juga mengenalkan flipped learning dan penggunaan software LUMI untuk membuat video interaktif yang memadukan teknologi dengan metode pengajaran modern.
Sebagai penutup, peserta diajak untuk mempraktikkan penggunaan Geogebra dalam mensimulasikan persamaan kuadrat. “Dengan Geogebra, siswa dapat belajar matematika secara visual dan langsung berinteraksi dengan materi,” ujar Naufal.
Kontributor : Yusuf
Editor : M Taufiq Ulinuha
