PWMJATENG.COM, Surakarta – Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Kemitraan Internasional (PKM KI) dari Prodi Kesehatan Masyarakat dan Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan kegiatan edukasi kesehatan di Korea Selatan. Program yang mengusung tema “Pendampingan Kesehatan Jasmani dan Rohani Terkait Work-Related Musculoskeletal Disorder (WMD) Bagi Migran Indonesia di Seoul” ini berlangsung secara daring dan luring sejak 30 Juli hingga 31 Agustus 2024.
Kegiatan ini diawali dengan sesi kajian online yang dibuka oleh Ahmad Rajali, Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Korea Selatan. Dalam sambutannya pada Minggu (25/8), Ahmad menyatakan kebanggaannya atas kegiatan ini. “Pengabdian ini sangat bermanfaat bagi pekerja migran yang kerap menghadapi masalah kesehatan akibat beban kerja berat,” ujarnya. Ahmad juga mengungkapkan harapannya agar program ini dapat terus dilanjutkan di masa depan.
Selain itu, Yessie Kualasari, mantan Atase Tenaga Kerja KBRI Seoul, turut memberikan sambutan. Ia menyatakan kegembiraannya karena program ini dapat menambah pengetahuan pekerja migran tentang kesehatan, meskipun masa tugasnya sudah berakhir. Kajian Al-Islam dan Kemuhammadiyahan juga disampaikan oleh Suwinarno dengan materi tentang “Manfaat Gerakan Sholat bagi Kesehatan.” Sementara itu, Mitoriana Porusia menyampaikan materi terkait pola makan sehat dan pencegahan kematian mendadak akibat angin duduk.
Baca juga, Demokrasi Prosedural: Antara Formalitas dan Partisipasi Nyata
Kegiatan luring dilaksanakan di Masjid Abdurrahman bin Auf, Gimpo, Korea Selatan, dengan peserta terdiri dari Mitoriana Porusia dan Arif Pristianto sebagai dosen, serta empat mahasiswa. Arif menjelaskan bahwa pelatihan fisik dan pemeriksaan kesehatan digelar dengan dukungan dari PCIM dan PCNU Korea Selatan. Hadir pula pengurus FORKOMASI, forum komunikasi organisasi masyarakat Indonesia di Korea Selatan, untuk mengikuti program tersebut.
Arif Pristianto memberikan materi pelatihan fisik terkait keluhan kerja dengan fokus pada persiapan tubuh sebelum beraktivitas. “Edukasi dan simulasi latihan diikuti oleh 50 peserta yang sangat antusias,” ungkapnya. Selain itu, pemeriksaan kesehatan gratis, seperti cek gula darah dan kolesterol, juga disediakan, bersama sesi konsultasi Fisioterapi oleh dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan UMS.
Program ini mendapat respon positif dari peserta dan organisasi masyarakat Indonesia di Korea Selatan. Mereka berharap kegiatan semacam ini dapat terus berlanjut demi meningkatkan kualitas kesehatan para pekerja migran di masa mendatang.
Kontributor : Maysali
Editor : M Taufiq Ulinuha