PWMJATENG.COM, Tegal – Pada hari Ahad, (1/9/24), Alvin Qodri Lazuardy, bersama dua mahasiswa internasional dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Katim Lowe dan Mamut Saine, dari Gambia, merasakan pengalaman istimewa dengan mengunjungi Waduk Cacaban. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkenalkan salah satu situs penting di Jawa Tengah yang memiliki peran sejarah dan ekologis yang signifikan.
Waduk Cacaban bukan sekadar tempat penampungan air; ia menyimpan cerita panjang sejak awal abad ke-20. Pembangunan waduk ini dimulai dengan ide pada tahun 1914 dan baru mendapat perencanaan detail dari pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1930. Proyek ini kemudian menjadi salah satu proyek infrastruktur terbesar yang diselesaikan pasca kemerdekaan Indonesia.
Fungsi utama Waduk Cacaban adalah sebagai sumber irigasi untuk lahan pertanian seluas sekitar 26.753 hektar, yang mendukung produktivitas pertanian dan ketahanan pangan di wilayah tersebut. Selain itu, waduk ini juga menyuplai air untuk Pabrik Gula Pangkah, sebuah industri penting di Kabupaten Tegal.
Baca juga, Ketika Umat Dicekoki dengan Takhayul dan Khurafat
Lebih dari sekadar fungsi utilitas, Waduk Cacaban telah berkembang menjadi destinasi wisata alam yang menarik. Keindahan alam serta nilai sejarah yang terkandung di dalamnya menjadikannya tempat yang wajib dikunjungi oleh wisatawan, baik lokal maupun internasional. Alvin berharap, dengan mengenalkan waduk ini kepada mahasiswa internasional, mereka dapat memahami lebih dalam tentang kekayaan alam dan sejarah Indonesia serta potensi ekologis yang dimilikinya.
“Waduk Cacaban tidak hanya vital bagi sektor pertanian dan industri, tetapi juga sebagai aset wisata yang perlu terus dilestarikan,” ujar Alvin Qodri Lazuardy. Katim Lowe dan Mamut Saine terlihat antusias saat mendengarkan penjelasan mengenai pembangunan waduk ini dan perannya dalam kehidupan masyarakat setempat.
Dengan kunjungan ini, diharapkan mahasiswa internasional dapat membawa cerita dan pengalaman mereka kembali ke negara asalnya, serta menjadi duta yang menyampaikan kekayaan budaya dan sejarah Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Tengah.
Editor : M Taufiq Ulinuha