Kolom

Merawat Denyut Literasi

Merawat Denyut Literasi (Sebuah Refleksi Festival Literasi)

Oleh : Alvin Qodri Lazuardy (Penulis Buku Merawat Nalar Salim, Praktisi Pendidikan)

PWMJATENG.COM – Festival Taman Pustaka dan Pers Literasi Muhammadiyah yang berlangsung di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta pada 24 hingga 25 Agustus 2024, telah menjadi momen berharga dalam upaya merawat denyut nadi literasi di tanah air. Acara ini tidak sekadar menjadi sebuah perhelatan besar, melainkan sebuah pertemuan yang penuh makna, di mana simpul-simpul perjuangan literasi dari berbagai daerah berkumpul, menyatukan visi, dan berbagi pengalaman.

Majelis Pustaka dan Informasi bersama Serikat Taman Pustaka serta Lembaga Budaya Seni dan Olahraga Pimpinan Pusat Aisyiyah telah merajut acara ini dengan semangat yang mendalam, menggugah setiap peserta untuk merenungkan kembali peran literasi dalam kehidupan. Simpul-simpul perjuangan literasi dari Aceh, Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi, hadir bukan sebagai pendatang baru dalam dunia literasi, tetapi sebagai pejuang yang telah lama berkiprah. Mereka membawa hasil, dedikasi, dan cinta yang mendalam terhadap buku.

Literasi bagi mereka bukan sekadar hobi atau aktivitas sampingan, tetapi napas yang menghidupi dan dihidupi. Mereka hidup bersama buku, menghidupi nalar mereka, menggerakkan pergerakan mereka, dan menyuburkan naluri intelektual mereka. Pertemuan ini, meski tampak sebagai sekadar pertemuan biasa, sesungguhnya mengandung kadar yang sangat tinggi. Kadar ini tidak diukur dari besar kecilnya acara, tetapi dari panggilan hati dan nurani yang menyatukan mereka.

Baca juga, Peta Politik Lokal Pasca Putusan MK

Festival ini menjadi ruang untuk berembuk, bertukar pikiran, dan merancang kembali masa depan literasi Muhammadiyah. Diskusi yang terjadi bukanlah semata-mata untuk mencerdaskan bangsa, tetapi juga untuk membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, yang berakar kuat pada tradisi literasi. Di tengah pertemuan ini, terlihat bahwa literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi sebuah kekuatan yang mampu menghidupi jiwa, memperkaya wawasan, dan menggerakkan perubahan sosial.

Dengan penuh rasa syukur, kita memetik pelajaran dari pertemuan ini bahwa literasi harus terus dirawat dan dikembangkan. Literasi bukan hanya tugas para pejuang yang hadir di festival ini, tetapi tugas kita semua, untuk memastikan bahwa nadi literasi terus berdetak dan menghidupi generasi mendatang. Sebuah refleksi yang mendalam bahwa literasi adalah kunci untuk membuka pintu-pintu pengetahuan dan peradaban, serta menjadi jalan bagi kita semua untuk menciptakan masyarakat yang lebih beradab, cerdas, dan beriman.

Festival ini bukan hanya tentang literasi, tetapi tentang merawat semangat, menjaga api perjuangan, dan memastikan bahwa literasi Muhammadiyah tetap menjadi pilar utama dalam mencerdaskan bangsa dan membangun peradaban. Sebuah ajakan untuk kita semua agar terus bergerak, berkarya, dan tidak pernah lelah dalam merawat denyut nadi literasi yang menjadi sumber kehidupan kita bersama.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE