Jalan Menuju Kebahagiaan yang Hakiki
Jalan Menuju Kebahagiaan yang Hakiki
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – Umat manusia sebenarnya telah dituntun oleh Allah melalui cara dan jalan yang telah disiapkan. Tinggal bagaimana umat manusia mencari jalan menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dalam kehidupan, untuk mencapai harapan, manusia tidak bisa lepas dari media yang digunakan untuk membimbing. Allah telah mengirim utusan-Nya, Nabi Muhammad, dengan sarana Al-Qur’an dan hadis. Jika umat manusia mengikuti jalan yang telah ditunjukkan, mereka akan menemukan cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Makna “jalan” di sini sangat luas dan tidak terbatas. Ayat keenam dari Surat Al-Fatihah menunjukkan bahwa dalam kehidupan, umat manusia tidak bisa lepas dari campur tangan Allah. Dengan keterbatasan yang dimiliki, manusia harus sadar perlunya penuntun agar menemukan jalan yang benar sesuai harapan Tuhan dan umat manusia. Banyak cara yang bisa dijadikan jalan dalam menjalani kehidupan ini.
Baca juga, Allah: Pemilik, Penguasa, dan Hakim Umat Manusia
Oleh karena itu, ayat keenam dalam Al-Fatihah adalah pengakuan bahwa manusia memang harus ditunjukkan jalan agar tidak tersesat.
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ
ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus.
Hikmah dari Kandungan Ayat Keenam dalam Al-Fatihah
Manusia harus memegang kunci untuk meraih kesuksesan dan keberkahan hidup di dunia dan akhirat. Salah satu kuncinya adalah jalan yang lurus, yang akan menjadi media bagi setiap manusia untuk mencapai puncak kebahagiaan sejati. Dengan pelita dan cahaya inilah umat manusia akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Allah, para utusan-Nya (Nabi dan Rasul), kitab suci Al-Qur’an, hadis, orang tua, ulama, ustaz, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan lain sebagainya, semuanya merupakan bagian dari jalan yang menjadi penuntun bagi umat manusia.
Editor : M Taufiq Ulinuha