Salat Iduladha di Solo: Kisah Inspiratif Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
PWMJATENG.COM, Surakarta – Puluhan warga Muhammadiyah di sekitar SMP Negeri 26 Solo melaksanakan salat Iduladha dengan khidmat. Acara yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kepatihan Kulon ini dipimpin oleh Dedik Gunawan pada Senin (17/6/2024).
Warga mulai berdatangan ke lokasi shalat sejak pukul 05.30 WIB. Setibanya di tempat, mereka segera menggelar sajadah dan membentuk saf yang rapat sembari diiringi kumandang takbir, tahmid, dan tahlil.
Dalam khutbahnya, Dwi Jatmiko, yang bertugas dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Solo, menyampaikan bahwa Hari Raya Iduladha mengingatkan kita pada kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail A.s., sebagai ujian keimanan dan ketakwaan.
“Saat itu, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengurbankan anaknya, Ismail. Dengan penuh ketaatan, Nabi Ibrahim bersedia melaksanakan perintah tersebut,” ujar Jatmiko.
Ia menekankan bahwa pengorbanan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail patut diteladani. “Pengorbanan mereka menunjukkan kepatuhan dan ketaatan yang seharusnya kita ikuti. Kita harus bersedia mematuhi perintah Allah dengan mengorbankan sebagian dari harta yang kita miliki,” lanjut Jatmiko, yang juga Wakil Kepala Sekolah bidang Humas SD Muhammadiyah 1 Solo.
Baca juga, Ibadah Haji dan Persamaan Nilai Kemanusiaan
Jatmiko juga menekankan pentingnya ketulusan dalam ibadah kurban. “Ibadah kurban bukan sekadar membagikan daging, tetapi nilai ketulusan sebagai wasilah mendekatkan diri kepada Allah,” jelasnya.
Mengutip Qur’an surat Al-Haj ayat 37, Jatmiko menjelaskan, “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai keridaan Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah atas hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Jatmiko menutup khutbahnya dengan pesan yang menyentuh, “Marilah sepulang dari salat ini kita mengikhlaskan kurban kita, semoga Allah Ta’ala memberikan kekuatan lahir batin dalam setiap episode pengorbanan untuk menuju kemuliaan. Dijauhkan dari rusaknya amal karena maksiat, berkurangnya timbangan amal karena dosa. Semoga Indonesia menjadi negeri Baldatun Thoyibatun Warobbun Ghofur, negeri yang diridai oleh Tuhan Yang Maha Pengampun. Dalam keberkahan yang melimpah, negeri ini menghimpun segala keindahan alam dan perilaku mulia dari tiap warganya.”
Kontributor : Jatmiko
Editor : M Taufiq Ulinuha