Kolom

Dai Muhammadiyah dan Kecakapan Literasi Digital

Dai Muhammadiyah dan Kecakapan Literasi Digital

Oleh : Alvin Qodri Lazuardy, M.Pd. (KMM Kabupaten Tegal, Kepala SMP AT TIN UMP Kabupaten Tegal)

PWMJATENG.COM – Pada era digital yang ditandai dengan arus informasi yang begitu deras dan cepat, kecakapan literasi menjadi aspek fundamental yang harus dimiliki oleh setiap individu, termasuk seorang Da’i Muhammadiyah. Literasi bukan hanya tentang kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga mencakup pemahaman, analisis, dan kemampuan mengkomunikasikan informasi dengan efektif. Sebagai Da’i yang bertugas menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan moral, memiliki kecakapan literasi yang tinggi adalah sebuah keharusan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan relevan di tengah masyarakat yang terus berkembang.

Dalam Islam, literasi memiliki akar yang sangat kuat. Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad Saw. adalah perintah untuk membaca (Iqra’). Hal ini menunjukkan bahwa membaca dan menulis adalah aspek penting dalam kehidupan seorang Muslim. Seorang Da’i Muhammadiyah, sebagai penyampai ajaran Islam, harus menjadikan literasi sebagai bagian integral dari kehidupannya. Kemampuan untuk memahami teks-teks suci, seperti Al-Qur’an dan Hadis, serta literatur keislaman lainnya, adalah fondasi yang harus dibangun dengan kuat.

Kecakapan literasi memungkinkan seorang Da’i untuk memahami dengan mendalam berbagai teks keislaman. Ini tidak hanya mencakup teks-teks klasik, tetapi juga interpretasi modern yang relevan dengan konteks zaman sekarang. Pemahaman yang mendalam ini sangat penting agar pesan yang disampaikan dapat menjawab kebutuhan dan tantangan umat secara kontekstual. Selain itu, seorang Da’i harus mampu berpikir kritis dan analitis. Literasi yang baik membantu Da’i dalam menganalisis berbagai pandangan dan argumen yang ada, baik yang mendukung maupun yang bertentangan dengan ajaran Islam. Dengan demikian, Da’i bisa memberikan jawaban yang tepat dan argumentatif ketika berhadapan dengan pertanyaan atau kritik dari masyarakat.

Literasi juga melibatkan kemampuan berkomunikasi dengan baik. Seorang Da’i harus bisa menyampaikan pesan dengan cara yang mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Penguasaan bahasa dan retorika yang baik adalah bagian dari kecakapan literasi yang harus dimiliki. Dengan komunikasi yang efektif, pesan-pesan dakwah dapat diterima dengan baik dan memberi dampak positif. Di era digital, kecakapan literasi juga mencakup literasi digital. Seorang Da’i Muhammadiyah harus mampu memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan dakwah. Literasi digital melibatkan kemampuan untuk mencari, mengevaluasi, dan memanfaatkan informasi dari internet dengan bijak. Ini juga termasuk memahami etika dalam berinternet dan bagaimana menyikapi informasi yang hoaks atau menyesatkan.

Baca juga, Pandangan Muhammadiyah Mengenai Puasa Arafah

Media sosial adalah alat yang sangat kuat untuk dakwah. Dengan literasi digital yang baik, seorang Da’i dapat memaksimalkan potensi media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan beragam. Konten-konten dakwah yang menarik dan relevan dapat dibuat dan disebarluaskan melalui platform ini. Salah satu tantangan besar di era digital adalah penyebaran informasi palsu atau hoaks. Seorang Da’i harus bisa membedakan mana informasi yang benar dan mana yang salah. Kecakapan literasi digital memungkinkan seorang Da’i untuk memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya, sehingga menjaga kredibilitas dan integritas dakwah.

Untuk membangun kecakapan literasi yang kuat, ada beberapa langkah yang bisa diambil oleh seorang Da’i Muhammadiyah. Pertama, pendidikan berkelanjutan sangat penting. Seorang Da’i harus terus belajar dan memperdalam ilmunya. Mengikuti berbagai kursus, seminar, dan pelatihan yang terkait dengan literasi dan dakwah adalah langkah penting. Pendidikan tidak hanya formal, tetapi juga informal melalui membaca buku, jurnal, dan artikel yang relevan. Kedua, membiasakan diri untuk membaca dan menulis setiap hari dapat meningkatkan kecakapan literasi. Membaca berbagai jenis literatur, baik keagamaan maupun umum, akan memperkaya pengetahuan dan wawasan seorang Da’i. Menulis artikel, buku, atau bahkan status di media sosial dengan baik dan benar juga merupakan latihan yang bermanfaat.

Aktif dalam diskusi dan kolaborasi dengan sesama Da’i atau ilmuwan lain dapat memperluas pemahaman dan memperkaya perspektif. Diskusi yang sehat dan konstruktif membantu dalam mengasah kemampuan berpikir kritis dan analitis. Kesimpulannya, kecakapan literasi adalah keterampilan yang sangat penting bagi seorang Da’i Muhammadiyah. Dengan literasi yang baik, seorang Da’i dapat memahami, menginterpretasikan, dan menyampaikan pesan-pesan dakwah dengan lebih efektif dan relevan. Literasi tidak hanya mencakup kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, analitis, dan berkomunikasi dengan baik. Di era digital, literasi juga melibatkan kemampuan untuk menggunakan teknologi dan media sosial dengan bijak. Dengan membangun dan meningkatkan kecakapan literasi, seorang Da’i dapat menjadi penyampai pesan yang lebih baik dan mampu menghadapi berbagai tantangan dakwah di era modern ini.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE