PWMJATENG.COM, Surakarta – Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Sebanyak 16 tim dari UMS berhasil lolos dalam Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) dan memperoleh hibah pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Program PPK Ormawa adalah inisiatif pengabdian dan pemberdayaan masyarakat oleh organisasi kemahasiswaan, yang terus mengalami peningkatan baik dari jumlah proposal, organisasi, maupun perguruan tinggi pengusul.
Kepala Bagian Penalaran, Kreativitas, dan Softskill Biro Kemahasiswaan UMS, Muhammad Alfatih, mengungkapkan bahwa UMS masuk dalam 4 besar Perguruan Tinggi Negeri/Perguruan Tinggi Swasta (PTN/PTS) se-Indonesia. Prestasi ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Persiapan tahun ini lebih matang sejak awal. Kami memulainya dengan brainstorming dari 139 Ormawa di UMS dan meminta mereka untuk menyampaikan ide-ide mereka,” jelasnya pada Sabtu (8/6).
Sebanyak 65 proposal masuk untuk persiapan PPK Ormawa, yang kemudian diseleksi menjadi sekitar 40 proposal. Proposal tersebut selanjutnya direview secara internal oleh UMS sesuai standar PPK Ormawa dari Kemendikbud Ristek.
“Setelah proses review, terpilih 22 hingga 23 tim yang melakukan presentasi di depan dosen reviewer. Proses persiapan cukup panjang, dimulai sejak Februari saat Training of Trainer (ToT) Ormawa di Asrama Haji,” tambah Alfatih.
Dari 20 proposal yang diajukan ke sistem PPK Ormawa Kemendikbud Ristek, UMS berhasil meloloskan 16 tim. “Dari 20 proposal yang diajukan, kami berhasil meloloskan 16 tim. Tim yang lolos ini kemudian kami dampingi secara luring dan daring agar sesuai dengan standar Belmawa,” ungkapnya.
Baca juga, Ramai Pemberian IUP kepada Ormas Keagamaan, Ini Tanggapan Ketua PWM Jawa Tengah
Menurut Alfatih, Program PPK Ormawa lebih menggiurkan dibandingkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). “Jika PKM lebih fokus pada individu mahasiswa, PPK Ormawa lebih ke kelompok sehingga aktivitasnya lebih terarah dan program yang dilakukan dapat bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa setiap tim akan mendapatkan dana sekitar 32-39 juta rupiah. “Jika dikalikan 16 tim, totalnya lebih dari 500 juta rupiah, atau setara dengan setengah miliar. Sementara PKM biasanya mendapat 18 juta dikali 6-7 tim, hanya sekitar 140 juta,” ujarnya.
UMS melalui Biro Kemahasiswaan sedang mendorong optimalisasi kedua program tersebut. Kesempatan ini juga membuka peluang bagi pendamping yang mampu menginspirasi dan mendorong timnya hingga mendapatkan apresiasi dari PPK Ormawa, bahkan menjadi reviewer nasional.
“Harapannya tim yang lolos pendanaan ini dapat berjalan maksimal dan kompak, baik antar mahasiswa, dosen pembimbing, maupun mitra masyarakat. Kami berharap kekompakan ini dapat membawa tim ke ajang Abdidaya PPK Ormawa, kompetisi tertinggi bagi mahasiswa seluruh Indonesia,” tegas Alfatih.
Tahun ini, Abdidaya PPK Ormawa akan diselenggarakan di Bali. “Motivasi kami adalah meloloskan lebih banyak tim hingga Abdidaya sekaligus memberi kesempatan jalan-jalan ke Pulau Dewata,” tambahnya.
“Kami berharap pelaksanaan PPK Ormawa dapat berjalan lancar dengan dukungan seluruh pihak, termasuk dosen pendamping, ormawa, tim, dan mitra masyarakat yang akan diuntungkan,” pungkasnya.
Dengan upaya ini, UMS diharapkan dapat maksimal mengirimkan delegasi untuk ajang Abdidaya PPK Ormawa tingkat nasional.
Kontributor : Fika Annisa S
Editor : M Taufiq Ulinuha